TEMPO.CO, SINGAPURA—Presiden Bangladesh, Zillur Rahman, wafat dalam perawatan di rumah sakit Singapura, kemarin. Kantor Perdana Menteri Bangladesh di Dhaka mengungkapkan, pria berusia 85 tahun itu meninggal dunia akibat komplikasi penyakit ginjal dan pernafasan yang telah dideritanya cukup lama.
"Presiden mangkat di rumah sakit Mount Elizabeth," kata Duta Besar Bangladesh untuk Singapura, M. Mahbubuzzaman. Rahman dibawa dengan ambulans udara pada 10 Maret lalu ke Singapura setelah kondisi kesehatannya menurun drastis.
Rahman menjabat sebagai presiden Bangladesh sejak Februari 2009. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri partai Liga Awami yang kini berkuasa. Rahman juga merupakan karib Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh sekaligus ayahanda Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Berprofesi sebagai pengacara, Rahman menjadi tokoh kunci dalam konsolidasi Liga Awami pasca-pembunuhan Mujib dan hampir seluruh keluarganya pada 1975. “Ia merupakan pejuang patriotik,” ujar Perdana Menteri Sheik Hasina.
Penjara menjadi rumah kedua bagi politisi veteran itu. Rahman pernah dihukum 20 tahun pernjara selama perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada 1971. Ia kemudian dihukum selama empat tahun penjara pada 1975 seiring pembunuhan Mujibur Rahman. Dia juga sempat mendekam sebentar di bui seusai pemilihan parlemen pada 1986.
Sekretaris Rahman, Shafiul Alam, mengungkapkan bekas wakil ketua Liga Awami itu meninggalkan seorang putra yang kini menjabat sebagai anggota parlemen serta dua anak perempuan. Istri Rahman, Ivy, tewas dalam serangan granat dalam pawai Liga Awami pada Agustus 2004 silam.
Bangladesh mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Ketua parlemen, Abdul Hamid, kini bertindak sebagai presiden sementara berdasarkan konstitusi Bangladesh, hingga parlemen menunjuk pengganti Rahman.
L BBC | GLOBAL POST | CHANNEL NEWS ASIA | SITA PLANASARI AQUADINI