Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendeta Budha Myanmar Protes Organisasi Islam OIC  

image-gnews
Dua orang pengungsi Muslim Rohingya memperlihatkan kartu UNHCR miliknya saat mengikuti tadaruss Al Quran, di Hotel Pelangi Medan, Sumut, Rabu (1/8). ANTARA/Septianda Perdana
Dua orang pengungsi Muslim Rohingya memperlihatkan kartu UNHCR miliknya saat mengikuti tadaruss Al Quran, di Hotel Pelangi Medan, Sumut, Rabu (1/8). ANTARA/Septianda Perdana
Iklan

TEMPO.CO, Yangon - Ribuan pendeta Buddha melakukan unjuk rasa di dua kota besar di Myanmar, Senin, 15 Oktober 2012. Aksi mereka diniatkan untuk melawan organisasi Islam dunia, OIC, membantu muslim Rohingya.

Pendeta Budha di Myanmar memiliki kekuatan politik besar di negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Unjuk rasa mereka adalah untuk menentang Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) yang akan mendirikan kantor perwakilannya di negara bagian Rakhine. Kawasan ini merupakan tempat munculnya kekerasan Juni 2012 yang melibatkan etnis Buddha Rakhine dengan muslim Rohingya.

Hanya selang beberapa jam setelah unjuk rasa para pendeta ini bubar, kantor Kepresiden Thein Sein mengeluarkan pengumuman bahwa pemerintah tidak akan mengizinkan OIC mendirikan kantor perwakilannya di Myanmar. Alasan pemerintah tidak begitu jelas, tentang apakah pelarangan itu terkait dengan protes para pendeta atau ada rencana lain.

"Pemerintah tidak akan mengizinkan pembukaan kantor OIC karena tidak sesuai dengan keinginan rakyat," jelas pernyataan pemerintah yang diunggah melalui sebsite.

Dalam unjuk rasa tersebut ribuan pendeta berkumpul di dua kota besar, yakni di Yangon dan Mandalay. Beberapa di antara mereka membawa plakat berbunyi "Enyahlah OIC" dan "Tolak OIC" seraya menyatakan bahwa mereka akan terus berunjuk rasa hingga pemerintah setuju dengan tuntutannya.

Myanmar adalah negara yang memiliki beragam etnis di Asia. Di sana terdapat sekitar 800 ribu etnis Rohingya yang hidup dalam keadaan memprihatinkan. Etnis ini dituduh sebagai imigran gelap dari Bengali, asal-usul suku dari Asia Selatan. Oleh sebab itu, puak Rohingya ini tak diakui sebagai warga negara Myanmar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"OIC hanya untuk kaum Bengali, bukan untuk kami," kata pendeta Pyin Nyar Nanda di tengah-tengah suasana unjuk rasa.

Kemarahan dan ketakutan masih membara di antara kaum Rohingya dan etnis Buddha Rakhine setelah terjadi perkelahian dan penyerangan menggunakan senjata tajam yang menyebabkan sedikitnya 77 orang tewas dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

Seorang delegasi dari OIC berkunjung ke negara bagia Rakhine akhir bulan lalu setelah sejumlah negara-negara Islam meminta perhatian dunia mengenai kesejahteraan kaum Rohingya melalui lembaga PBB.

Dalam sebuah laporan Agustus 2012 lalu, lembaga hak asasi manusia berbasis di New York mengatakan lembaganya telah menemukan bukti bahwa negara telah menjandi sponsor penganiayaan dan diskriminasi terhadap Rohingya. Namun, pemerintah menolak hasil temuan tersebut.

REUTERS | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.