TEMPO.CO, Bagdad - Serangan bom dan senapan mesin di Iraq menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 90 orang lainnya. Demikian keterangan otoritas keamanan di Irak kepada media, Ahad pagi waktu setempat, 30 September 2012. Gempuran mematikan itu berlangsung di Kota Taji, kawasan di utara Bagdad yang pernah dalam genggaman Al-Qaeda.
Polisi berkata, "Delapan orang tewas seketika dan 28 lainnya cedera akibat bom yang meledak pada pukul 07.15."
Secara keseluruhan, polisi menjelaskan, jumlah korban luka disebabkan oleh gelombang serangan bom mencapai 90 orang, termasuk ledakan bom yang terjadi di kota minyak, Kirkuk, yang terletak di Irak utara.
Ketika dimintai keterangan oleh wartawan, juru bicara pemerintah dan komandan militer Bagdad tak bersedia memberikan komentar. Hingga saat ini, belum ada satu pun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
Hakim al-Zamili, seorang anggota keamanan parlemen dan komite pertahanan, mengatakan, serangan ini gayanya seperti dilakukan oleh Al-Qaeda.
Dia katakan, serangan mematikan lainnya terjadi di Tirkit terhadap lembaga pemasyarakatan yang dihuni oleh sejumlah simpatisan Al-Qaeda. Akibat serangan itu, sejumlah narapidana berhasil kabur.
"Para pemimpin Al-Qaeda tidak punya niat meninggalkan negara ini atau membiarkan Irak hidup dalam damai," kata al-Zamili.
Pada bagian lain, bom bunuh diri menghantam sebuah minibus yang akan masuk ke pos penjagaan di Kut, sekitar 160 kilometer sebelah selatan Bagdad. "Akibat ledakan tersebut, tiga polisi tewas dan lima lainnya cedera," kata Jenderal Hussein Abdul-Hadi Mahbob.
Sedangkan ledakan lainnya terjadi di Irak utara, menyebabkan seorang polisi tewas ketika pasukan keamanan mencoba menghalau sebuah mobil berisi bom di lapangan parkir di jalan bebas hambatan antara Kota Kirkuk dan Tus Khormato. Keterangan ini disampaikan Kepala Kepolisian Kirkuk Jenderal Sarhad Qadir.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Keberadaan Qadhafi Terlacak Melalui Satelit
Qadhafi Dibunuh Agen Rahasia Atas Pesanan Sarkozy?
Bo Xilai di Mata Anaknya
Prajurit AS yang Tewas di Afganistan Genap 2.000
Suu Kyi Bakal Jadi Presiden? Ini Reaksi Thein Sein
Mantan Pembantu Paus Dijerat Pasal Pencurian