Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Koalisi Sipil Minta Penyelidikan Internasional Kasus Rohingya

image-gnews
Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3).  AP/Pavel Rahman
Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3). AP/Pavel Rahman
Iklan

TEMPO.CO, Yangon-- Koalisi 58 kelompok masyarakat sipil yang berasal dari sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Afrika mengutuk terjadinya berbagai aksi kekerasan dan diskriminasi yang dialami warga etnis Rohingya di Myanmar dan Bangladesh.

Koalisi, dalam pernyataannya yang dirilis Rabu 18 Juli 2012, meminta penyelidikan internasional untuk mengusut kerusuhan dan kekerasan yang dialami komunitas Rohingya. Aksi kekerasan terhadap komunitas Rohingya di Myanmar berawal pada 3 Juni lalu di Kota Sittwe dan Maungdaw. Setelah itu gelombang pengungsian terjadi hingga ke Bangladesh. Namun kehadiran mereka ditolak oleh pemerintah Bangladesh.

"Rohingya, yang tak memiliki kewarganegaraan di Myanmar, telah menderita dari penyiksaan dan diskriminasi selama beberapa dekade. Sekarang mereka menghadapi krisis lainnya, dan langkah perlu segera diambil untuk melindungi mereka," ujar Koalisi.

Koalisi juga mengingatkan Myanmar dan Bangladesh soal kewajiban hukumnya untuk melindungi semua orang di wilayahnya tanpa peduli kewarganegaraan atau statusnya, pengungsi atau tanpa kewarganegaraan.

Myanmar diminta segera membuat kebijakan yang menentang diskriminasi terhadap etnis Rohingya. Menurut Koalisi, krisis ini justru menjadi peluang untuk mengatasi persoalan lama antara komunitas di Negara Bagian Rakhine dan mempromosikan dialog yang konstruktif untuk mencapai perdamaian dan rekonsiliasi.

Koalisi kemudian mendesak pihak berwenang Myanmar dan Rakhine untuk menghentikan upaya penangkapan terhadap orang-orang Rohingya, mengizinkan akses bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan bagi mereka tanpa dirintangi, serta memperbolehkan mereka kembali ke rumahnya dengan aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Teheran, Iran, anggota senior parlemen Iran, Hossein Naqavi-Hosseini, meminta Organisasi Kerja Sama Negara-Negara Islam (OIC) untuk mengadakan pertemuan darurat menyikapi aksi kekerasan terhadap komunitas muslim di Myanmar.

Hosseini, yang juga juru bicara Majelis Keamanan Nasional dan Komite Kebijakan Luar Negeri Iran, meminta pemerintah Iran memimpin upaya mengakhiri kekerasan kelompok minoritas di Myanmar. Ia mendesak dunia internasional untuk mengutuk aksi kekerasan itu. Hosseini juga mengkritik negara-negara muslim yang membisu menyikapi peristiwa itu.

MIZZIMA | PRESS TV | MARIA RITA

Dunia Populer:
Misteri Terjawab, Wanita Itu Istri Jong Un

Video Mayat Qaddafi Dimain-mainkan Beredar

Merkel: Larangan Sunat Bikin Jerman Jadi Olokan

Jalan Terkecil di Dunia Terancam

Pewaris Tetra Pak Ditahan Terkait Kematian Istri

Keluarga Kerajaan Spanyol Dipaksa Ikut Berhemat

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.