TEMPO.CO , Naypydaw: Myanmar kemarin membebaskan 46 tahanan, 20 di antaranya merupakan tahanan politik. Seperti dilansir harian pemerintah, The New Light of Myanmar, 37 pria dan sembilan perempuan itu dibebaskan sebagai bagian dari rekonsiliasi nasional.
“Amnesti ini diberikan Presiden Thein Sein untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian negara. Langkah ini juga untuk memberi kesempatan kepada semua pihak agar dapat berpartisipasi dalam proses politik nasional,” kata harian tersebut.
Beberapa tahanan politik yang dibebaskan merupakan tokoh-tokoh pro-demokrasi terkemuka. Kyaw Kyaw, misalnya. Ia adalah salah satu tokoh di dalam partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi. Kyaw ditangkap pada 2002 dan dihukum 29 tahun penjara karena kegiatan politiknya. Ada juga aktivis mahasiswa, Ko Aye Aung, yang ditangkap pada September 1988 dan dihukum 59 tahun penjara.
“Kami menyambut gembira berita ini. Tapi kami akan memperjuangkan pembebasan seluruh tahanan politik Myanmar,” kata aktivis Kelompok Mahasiswa Generasi 88, Ko Ko Gyi. Hal senada diungkapkan Suu Kyi, yang baru kembali dari perjalanan dua pekan ke Eropa. “Kami masih menunggu pembebasan 330 tahanan politik,” Suu Kyi menegaskan.
Myanmar telah membebaskan 300 tahanan politik pada Januari lalu. Sedangkan 200 tahanan lainnya telah dibebaskan pada Oktober 2011. Namun data lembaga penggiat hak asasi manusia, Human Right Watch (HRW), menunjukkan bahwa terdapat 600 tahanan politik yang masih mendekam di penjara hingga kini.
Lembaga itu mengingatkan semua pihak agar tetap mengawasi perkembangan reformasi di Myanmar. Sebab, pemerintah Myanmar dapat menolak pembebasan mereka jika kondisi ekonomi semakin baik setelah pelonggaran embargo negara-negara maju.
AP | CHANNEL NEWS ASIA | 0WALL STREET JOURNAL | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita lain:
Bahaya di Balik Jus Buah
Awal Ramadhan Muhammadiyah dan NU Berbeda
Soft Drink Ternyata Mengandung Alkohol
Kamar Termurah di Hotel Ini Rp 12,46 juta
Pesawat Asing Masuk Bengkel Indonesia