TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Bashar al-Assad memerintahkan para anggota kabinet barunya untuk menghancurkan upaya penggulingan pemerintahannya. Hal tersebut disampaikan dia dalam kata sambutan pelantikan mereka di Istana Presiden, Selasa waktu setempat, 26 Juni 2012. "Negara saat ini dalam perang," ucapnya di depan kabinet baru.
Dari kelompok oposisi dan unit-unit bersenjata Suriah, diperoleh informasi bahwa telah terjadi pertempuran mematikan di sekitar pos-pos pasukan elite Pengawal Republik di pinggiran Damaskus, Selasa, 26 Juni 20112. "Dalam aksi tembak menembak tersebut, 116 orang tewas," kata oposisi.
Tuntutan kelompok anti-pemerintah yang telah berlangsung selama 16 bulan kian meningkat. Mereka menuntut pemerintahan Bashar al-Assad mundur dari kekuasaan. Namun tuntutan tersebut dibalas dengan salakan senjata oleh pasukan pemerintah. "Suriah benar-benar dalam situasi perang," ujar Assad.
"Ketika seseorang menyatakan negara dalam keadaan perang, maka semua kebijaksanaan dan kapabilitas kami harus diberdayakan untuk melindungi kemerdekaan," ujarnya di hadapan anggota kebinet yang baru dilantik seperti dilaporkan kantor berita SANA.
Syrian Observatory for Human Rights, kelompok oposisi yang berbasis di London, Selasa, mengatakan jumlah korban sipil mencapai 68 orang, 41 tentara, dan tujuh dari kelompok oposisi. "Bentrok bersenjata berlangsung di sekitar pangkalan pasukan elite Pengawal Republik di Qudsaya dan Al-Hama, hanya beberapa kilometer dari Damaskus Tengah," kata Kepala Observatory, Rami Abdel Rahman, kepada kantor berita AFP di Beirut. Dia mengatakan, dalam pertempuran ini untuk pertama kalinya pasukan artileri menggunakannya untuk mendekat ke Ibu Kota.
Menanggapi serangan artileri pasukan Suriah terhadap kelompok-kelompok oposisi, Amerika Serikat menyebutkan bahwa bentuk-bentuk serangan itu membuktikan bahwa Suriah telah "putus asa" karena Assad secara perlahan-lahan telah kehilangan kekuasaan. Amerika Serikat juga memberikan dukungan terhadap sekutu NATO, Turki, setelah Suriah menembak jatuh jet tempur negeri itu.
"Jelaslah sudah, Bashar al-Assad secarar perlahan-lahan telah kehilangan kekuasaan di negaranya," demikian keterangan Gedung Putih yang disampaikan oleh juru bicara Jay Carney di atas pesawat kepresiden Air Force One saat mendampingi Presiden Barack Obama terbang berkampanye di Atlanta.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Kota di California Ini di Ambang Kebangkrutan
Orangutan Asal Kalimantan di Amerika Disuntik Mati
Temukan Kondom dalam Pasta, Konsumen Menggugat
Curi Dompet Teman, Mantan Miss Korea Ditahan
Balita Ditemukan Hidup dalam Pelukan Mayat Ibunya