TEMPO.CO , Roma - Di banyak negara, banyak wisatawan pergi ke toko suvenir untuk membeli cinderamata yang akan dibawa kembali ke negerinya. Tapi turis yang datang ke Roma memiliki kebiasaan berbeda. Mereka memang mencari buah tangan, tapi tidak di toko oleh-oleh.
"Di Roma, terutama Eternal City, banya turis yang mencuri bebatuan dan marmer penanda sebagai cinderamata," ujar petugas kepolisian Itali pada Selasa, 26 Juni 2012.
Petugas pemeriksaan tas di bandara udara di Fiumicino dan Ciampino, kata polisi Italia, kerap menemukan lusinan batu paving, potongan mosaik, atau artefak lain dalam bawaan penumpang pesawat. Dan jumlah temuan itu, makin hari semakin bertambah banyak. "Benda-benda itu sendiri umurnya sudah lebih dari 2000 tahun," ujarnya.
Beberapa turis yang tertangkap tangan membawa batuan bersejarah itu berasal dari Eropa bagian utara. Lainnya mengaku datang dari Inggris. Meski polisi menangkap mereka dengan barang bukti, para turis itu tak pernah ditahan atau diadili. Mereka diizinkan kembali ke kampung halaman tanpa membawa bebatuan itu.
"Mereka sangat malu karena tertangkap tangan atas perbuatannya," ujar Kepala Kepolisian Italia Antonio Del Greco. Karena jumlah pencurian batu dan artefak bersejarah semakin meningkat, Del Greco pun menampilkan benda-benda yang dia sita dari tas para wisatawan. Benda itu dia pajang untuk memberi pelajaran ke turis lainnya agar tak melakukan hal yang sama.
Pengawas budaya dari Dewan Kota Roma, Umberto Brokoli, menyatakan jika pihaknya memberi peringatan keras pada turis agar tak mengutil benda bersejarah. Apalagi pencurian artefak di makam Romawi kuno semakin sering terjadi. "Jika mereka mau suvenir, harusnya beli di toko. Bukan mencuri," ujar Brokoli.
DAILYMAIL | CORNILA DESYANA