TEMPO.CO , Jerman -Laporan investigatif majalah Der Spiegel Jerman tentang penjualan kapal selam telah memicu kontroversi di dalam negeri. Penyebabnya adalah kapal selam itu dijual ke Israel, negara yang punya sejarah gelap dengan Jerman.
Menurut laporan itu, Israel merakit kapal selam di kota Kiel, kawasan di utara Jerman. Sebagian kapal selam itu diganjar dengan rudal jelajah nuklir. Tiga tipe kapal selam lumba-lumba telah sampai di Israel, dan tiga buah lagi dijadwalkan terkirim hingga 2017.
Senin, 4 Juni 2012, partai oposisi meminta penjelasan pemerintah Jerman tentang kesepakatan senjata itu. "Pemerintah Jerman harus mengungkap fakta dan membuat laporan ke komite parlemen yang relevan," ujar Cem Ozdemir, salah satu pemimpim utama Partai Hijau.
Pemerintah Jerman tidak membantah ataupun mengkonfirmasi laporan Der Spiegel yang diterbitkan, Senin lalu. Juru bicara pemerintah, Steffen Seibert, mengatakan tak terlibat dalam spekulasi perdagangan senjata dan kapal yang dikirimkan tidak memakai senjata.
Dalam sebuah sesi wawancara ke harian Daily Bild, Perdana Menteri Benjamin Nentanyahu mengatakan kapal selam buatan Jerman sangat penting bagi keamanan Israel. Netanyahu menekankan bahwa Israel tak pernah meminta negara lain untuk membantu pertahanannya.
"Salah satu transformasi terbesar negara Yahudi adalah meraih kembali kemampuan pertahanan orang Yahudi dalam menangkal segala ancaman," ujar dia kepada Bild.
Adapun Kanselir Jerman Angela Markel menyatakan bahwa keamanan Israel adalah bagian dari kepentingan nasional Jerman.
Harian berhaluan kiri Die Tageszeitung menulis sikap kontroversial Jerman. Jerman adalah negara yang aneh. Ketika pemimpin partai SPD Sigmar Gabriel baru saja berkunjung ke Hebron dan mengatakan tragedi Palestina mengingatkannya akan apartheid di Afrika Selatan, badai kontroversi langsung muncul.
Tapi fakta bahwa pemerintah Israel terus memperluas permukiman dan menghancurkan konsep dua negara justru diterima mayoritas politikus Jerman. Tak hanya politikus, jurnalis Jerman pun hanya mengangkat bahu melihat kenyataan itu.
Mirip dengan berita bahwa Jerman menyuplai kapal selam ke Israel yang kemungkinan dilengkapi dengan senjata nuklir, hanya menimbulkan sedikit kemarahan. Padahal sastrawan Gunter Grass yang menunjukkan dukungan ke Palestina, hampir separuh Jerman melawannya.
Harian The Financial Times Deustchland menulis tak satu pun politikus partai utama Jerman yang mengkritik suplai senjata ke Israel. Harian berhaluan kanan Frankfurter Allgemeine Zeitung menulis kapal selam Jerman dengan senjata didesain khusus untuk perairan dangkal seperti Teluk Persia. Dari sana, rudal jelajah dapat dengan mudah mencapai Iran. Tapi pemerintah Jerman tentunya tidak ingin terlibat dalam spekulasi ini. Karena mereka berdalih bertentangan dengan kepentingan nasional.
SPIEGEL|DIANING SARI
Berita lain:
Gebyar Piala Eropa 2012
Awan Terbelah Bikin Geger Yogya
Dokter: Air Mata Kristal Tina Ternyata Palsu
Terganggu Obrolan, SBY Hentikan Pidatonya
Awas, 7 Mobil Ini Dinilai Berbahaya!
Dahlan Senang Uang Setan Dimakan Jin