TEMPO.CO, Amman - Angkatan bersenjata Suriah membobardir Kota Hama dan menyebabkan sedikitnya 41 orang tewas. Demikian keterangan kelompok oposisi kepada media, Senin, 28 Mei 2012.
Menurut beberapa sumber, tank Suriah dan kendaraan lapis baja infantri memuntahkan tembakan ke beberapa kota tetangga Hama, Ahad, 27 Mei 2012, menyusul serangan yang dilancarkan oleh pasukan Angkatan Bersenjata Pembebasan Suriah terhadap posisi militer pendukung Presiden Bashar al-Assad.
Dewan Kepemimpinan Revolusi Hama dalam sebuah pernyataan kepada media menyebutkan, korban tewas termasuk lima perempuan dan delapan anak. "Tank menembaki sejumlah bangunan menyebabkan puluhan orang dalam keadaan kritis."
Namun informasi yang masuk belum bisa dikonfirmasaikan kepada pihak independen. Dewan Keamanan PBB , Ahad, 27 Mei 2012, mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembunuhan terhadap 108 warga sipil di Kota Houla, sebagia korban di antaranya adalah anak-anak.
Negara-negara Barat dan Arab menuduh Presiden Suriah Bassar al-Assad di balik serangan mematikan. Namun Damaskus menolak segala tuduhan itu. "Dewan Keamanan mengutuk serangan yang menyebabkan puluhan pria, wanita, dan anak-anak tewas, serta ratusan lainnya di Houla, dekat Homs, cedera. Serangan itu dilakukan oleh pasukan artileri pemerintah yang menembaki desa dengan tank."
Menurut Kepala Pasukan Perdamaian PBB, Herve Ladsoius, sedikitnya 108 orang terbunuh di Houla. Rusia bersama Cina yang memveto resolusi Dewan Keamanan menyerukan agar memberikan aksi lebih keras terhadap Damaskus. Menurutnya, kejadian di Suriah itu "tragis", sehingga PBB perlu mengambil tindakan untuk menghentikan kekerasan di sana.
Duta besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja''fari, menolak tuduhan yang dialamatkan ke pemerintahnya. Menurutnya serangan itu untuk mengatasi "kelompok teroris bersenjata" di sana. Dia juga menolak "tsunami kebohongan" yang dilancarkan oleh Inggris, Prancis, dan Jerman atas peristiwa berdarah tersebut.
"Perempuan, anak-anak, dan orang tua tewas ditembak. Ini bukanlah perbuatan heroik bagi angkatan bersenjata Suriah," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri, Jihad Makdesi, kepada wartawan di Damaskus.
REUTERS | CHOIRUL