TEMPO.CO , DILI-- Pengadilan Tinggi Timor Leste kemarin mengumumkan bahwa kandidat presiden Fransisco Guterres Lu-Olo dan Taur Matan Ruak maju ke putaran kedua pemilihan presiden pada 16 April mendatang.
Ketua pengadilan tinggi Claudio Ximenes didampingi oleh dua hakim lainnya menyampaikan putusan resmi itu. Ximenes menjelaskan, Guterres, yang diusung oleh Partai Fretilin, meraih 28,76 persen suara atau 133.635 pendukung.
Baca Juga:
Ruak meraih 25,71 persen suara atau 119.462 pendukung. Sedangkan Jose Ramos-Horta meraih 17,48 persen suara, dan Fernando Lasama de Araujo meraih 17,30 persen.
Dalam pemilihan presiden periode 2012-2017 ini, kata Ximenes, tidak ada yang meraih kemenangan mutlak dengan meraih kemenangan 50 persen + 1.
Saat pengumuman hasil pemilihan pertama berlangsung, Horta mengungkapkan banyaknya pengaduan masyarakat masuk ke telepon selulernya berupa pesan pendek (SMS). SMS itu menjelaskan ancaman yang datang dari pendukung Guterres dan Ruak.
Horta kemudian meminta masyarakat tetap tenang. Sedangkan kepada kedua kandidat, dia meminta mereka mengawasi pendukungnya demi keamanan nasional ke depan.
Menurut Guterres, ia percaya Taur tidak mengetahui ancaman lewat SMS itu. “Saya kenal Taur selama 24 tahun di hutan dan tidak akan mengkhianati negaranya hanya karena merebut sebuah kursi presiden,” kata Guterres.
Taur juga membantahnya. “Saya percaya akan menang tidak dengan ancaman,” ujarnya.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)