TEMPO.CO, New York - Korban tewas akibat aksi kekerasan anti-pemerintah di Suriah sejak pecah tahun lalu menjadi 8.000 orang. Demikian keterangan pejabat PBB, Senin, 12 Maret 2012.
Presiden Dewan Umum PBB, Nassir Abdulaziz al-Nasser, mengatakan kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak. Komentar al-Nasser itu disampaikan menyusul digelarnya pertemuan utusan khusus PBB dan Liga Arab ke Suriah, Kofi Annan, dengan Presiden Bashar al-Assad serta pemimpin oposisi di Turki.
Pekan lalu, Annan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Bashar al-Assad di Damaskus. Dari hasil pertemuan itu, dia menyimpulkan sangat pertemuan berlangsung sangat "positif", terutama menyangkut gencatan senjata dengan kelompok oposisi.
Annan juga menekankan masalah perluasan akses ke kawasan yang dilanda kekerasan serta meminta pemerintah Suriah lebih mengedepankan dialog politik ketimbang penggunaan senjata.
Sementara itu, usai bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Senin, 12 Maret 2012, Annan mengakui proses politik di Suriah membutuhkan waktu sebab situasinya sangat kompleks. Setelah bertemu dengan pemimpin Turki, Annan juga berjumpa dengan pemimpin oposisi Suriah di Turki.
Hingga kini, menurut para aktivis, kekerasan di Suriah terus berlanjut. Mereka melaporkan, akibat kekerasan senjata militer pemerintah sedikitnya 47 orang tewas di Kota Homs. Di antara para korban adalah perempuan dan anak-anak.
BBC | CHOIRUL