TEMPO.CO , Moskow - Polisi anti huru-hara Rusia menahan lebih dari 500 pengunjuk rasa termasuk pemimpin oposisi Alexei Navalny pada hari Senin. Mereka ditangkapi saat berlangsung aksi unjuk rasa akbar menentang legitimasi kemenangan Vladimir Putin dalam pemilihan presiden.
Putin, yang memenangi hampir 64 persen suara pada hari Minggu, menggambarkannya sebagai kemenangan atas 'lawan yang mencoba untuk merebut kekuasaan'. Namun, banyak pihak termasuk pemantau asing yang menyebut kemenangannya 'sudah diatur'.
Para pemimpin oposisi mengatakan 20 ribu orang turun ke jalan dan berkumpul di Pushkin Square, Moskow, tempat protes para pembangkang selama masa Uni Soviet. Mereka menyerukan pemilu ulang dan pembukaan sistem politik yang dibuat oleh Putin selama 12 tahun pemerintahannya.
"Mereka merampok kami," kata Navalny, 35 tahun, seorang blogger anti-korupsi, sebelum penahanannya. "Kami adalah kekuatan," katanya, sebelum meneriakkan "Rusia tanpa Putin" dan "Putin adalah pencuri."
Suasana unjuk rasa tertib pada awalnya, namun menjadi tegang saat polisi anti-huru-hara bergerak untuk membubarkan beberapa ribu aktivis yang memilih tetap tinggal di alun-alun.
Baca Juga:
Para pemimpin oposisi mengatakan 500-1.000 orang ditahan tapi polisi menyebut hanya 250 yang diamankan dan peserta unjuk rasa 14 ribu orang, tak sampai 20 ribu.
TRIP B | REUTERS