TEMPO.CO, Moskow – Presiden Dmitry Medvedev kemarin menjanjikan reformasi sistem politik untuk mengakomodasi kelompok oposisi yang menuding pemilihan parlemen 4 Desember lalu penuh kecurangan dan maraknya praktek korupsi.
“Saya mengajukan sebuah reformasi sistem politik kita yang komprehensif,” kata Medvedev dalam pernyataan politik terakhirnya sebelum mundur dari jabatannya tahun depan.
Reformasi politik yang diajukan Medvedev antara lain pemilihan langsung gubernur serta mengurangi jumlah tanda tangan pendukung kandidat presiden independen menjadi 300 ribu dari sebelumnya 2 juta tanda tangan. Begitu juga kandidat yang dimajukan oleh partai politik untuk duduk di parlemen cukup mendapatkan dukungan 100 ribu tanda tangan. “Kita perlu memberikan kesempatan hukum bagi semua warga negara untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik,” ujar Medvedev.
Medvedev juga mewajibkan setiap pejabat mengumumkan setiap pengeluaran untuk mencegah meluasnya korupsi. Namun, pemerintah, tegasnya, tidak akan membiarkan provokator dan ekstremis mengganggu stabilitas Rusia. Termasuk menentang campur tangan asing terhadap masalah internal Rusia.
Pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov, menyambut proposal reformasi Medvedev meski dianggapnya tidak cukup. Oposisi tetap menuntut pemilu ulang. “Kami tidak mendengar proposal seperti ini jika protes tidak terjadi,” ujarnya kepada radio Ekho Moskvy.
Baca Juga:
Di Internet, berbagai tanggapan bermunculan. Bersamaan itu, lebih dari 39 ribu pengguna Facebook menyatakan akan ikut dalam aksi demo pada Sabtu depan, 24 Desember 2011.
RIA NOVOSTI I REUTERS I AP I MARIA RITA