TEMPO Interaktif, Bekas Wali Kota Moskow Yuri Luzhkov menuduh Presiden Rusia Dmitry Medvedev seperti "seorang diktator".
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Luzhkov, juga mengiritik pemilihan anggota parlemen yang berlangsung pada Desember depan penuh dengan kecurangan.
Bekas Wali Kota yang menjadi salah satu politikus berpengaruh di Rusia ini dipecat setahun lalu karena berbeda pandangan politik dengan Kremlin. Saat itu otoritas Rusia menuduh dia dan istrinya korupsi.
Dia katakan pemilihan yang berlangsung Desember depan tidak bebas atau tidak fair, sehingga bakal menjadi tekanan bagi para gubernur kawasan. "Mereka di bawah tekanan pemerintahan Partai Persatuan Rusia," ujarnya.
Luzhkov menambahkan kendati partai memiliki dukungan dan anggota terbesar, mereka tak bakal memenangi pemilihan umum bila tidak melakukan penipuan yang masif. "Di sana tidak ada kompetisi, tidak ada alternatif untuk memilih," ujarnya.
Baca Juga:
Karena itu, jelasnya, kami sangat paham bakal kalah sebelum bertempur. "Kami tahu siapa yang akan memimpin pemerintahan Rusia mendatang."
Medvedev terpilih menjadi Presiden Rusia pada 2008. Secara umum masyarakat di sana berharap dia akan menjadi Perdana Menteri. Luzhkov memperkirakan Perdana Menteri Vladimir Putin akan memenangi kursi pemilihan presiden mendatang. Menurutnya, Putin jauh lebih demokratis.
"Meski dalam kenyataannya secara meluas di Barat dianggap kurang demokratis dibandingkan dengan Medvedev, faktanya Putin jauh lebih toleran terhadap perbedaan pendapat."
BBC | CA