TEMPO.CO, Jakarta - Eric Adams Wali Kota New York pada Kamis, 2 Mei 2024, mengungkap polisi New York telah menahan sekitar 300 demonstran pro-Palestina yang berunjuk rasa di Universitas Colombia dan City College of New York. Demonstran menyerukan agar genosida di Gaza segera diakhiri.
Demonstran yang sebagian besar adalah mahasiswa, awalnya berunjuk rasa di halaman Universitas Colombia pada 17 April 2024. Namun aksi protes yang diorganisir gerakan Students for Justice in Palestine mulai melebar hingga dirasa mengganggu proses belajar-mengajar di kelas-kelas di beberapa fakultas.
Meskipun unjuk rasa berlangsung damai, Presiden Universitas Colombia meminta polisi untuk menahan para demonstran karena dianggap telah menyebabkan mahasiswa lain, bahkan staf fakultas untuk ikut berunjuk rasa. Walhasil, polisi anti-huru-hara dikerahkan ke kampus-kampus. Mahasiswa dan staf fakultas dipukuli dan ditahan. Sebelumnya pekan lalu Wali Kota Adams sudah menyatakan New York dengan tegas mendukung Israel
“Saya ngeri dan muak dengan anti-semitis yang ‘memuntahkan’ (ujaran kebenciannya) di area sekitar kampur Universitas Colombia. Contohnya, sekelompok mahasiswa yang meneriakkan kalimat ‘Kami tidak ingin ada zionist di sini’,” kata Adams.
Israel dan sekutu-sekutunya telah menyamakan kritik terhadap apartheid sama dengan kebencian anti-Yahudi. Namun unjuk rasa baru-baru ini telah memberi bukti lebih lanjut kalau keduanya tak saling berkaitan. Sebab banyak dari mahasiswa yang ikut berunjuk rasa adalah pemeluk Yahudi, di mana mereka mengatakan tindakan-tindakan Israel di Gaza bukan atas nama mereka. Sebaliknya, mereka melawan rezim zionist dan segala tindakannya pada warga Palestina.
Sumber: Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini