TEMPO Interaktif, DAMASKUS :-- Presiden Suriah Bashar al-Assad kemarin mewanti-wanti Barat yang mencoba ikut campur dalam urusan dalam negeri Suriah. Menurut dia, menekan Suriah sama saja dengan memicu gempa bumi politik di Timur Tengah. “Seluruh kawasan akan terbakar,” katanya. "Apakah kalian mau melihat Afganistan lain, atau puluhan Afganistan?"
Kendati begitu, Assad mengakui pemerintah membuat banyak kesalahan ketika menanggapi aksi-aksi awal. "Kami tak mengikuti jejak pemerintah yang keras kepala," ujarnya dalam sebuah wawancara khusus dengan koran terbitan Inggris, The Sunday Telegraph.
"Enam hari setelah (protes dimulai) itu, saya memulai pembaruan."
Ia menegaskan bahwa Suriah berbeda dengan Mesir, Tunisia, dan Yaman. "Suriah adalah batas lempengan. Dan jika kalian bermain dengan tanah ini, kalian akan memicu gempa bumi," ucapnya. "Jika rencananya untuk memecah-belah Suriah, seluruh wilayah ini akan terpecah-belah."
Namun sejumlah menteri Liga Arab telah menyeru kepada Assad untuk segera mengakhiri aksi kekerasan terhadap sipil. "Kami mendesak Suriah untuk segera melakukan reformasi atau menghadapi intervensi internasional," kata Menteri Luar Negeri Qatar, Fuad Ajami, yang juga ketua Komite Liga Arab, saat bertemu dengan para pejabat Suriah di Doha, Minggu 30 Oktober 2011.
Seperti dilansir harian Kuwait, Al-Qaba, sebelumnya utusan Liga Arab, yang dipimpin Menteri Ajami, juga telah berbicara dengan Assad di Damaskus pada Rabu pekan lalu. Dalam pertemuan itu, tim darui Liga Arab menuntut agar Suriah menyuplai mereka dengan “Peta Jalan Reformasi” yang jelas berikut waktu dan tenggat pelaksanaannya.
Namun, seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Suriah menegaskan, pernyataan sikap para menteri Liga Arab tersebut bias karena bersumber dari media asing yang cenderung tidak jujur dalam mengungkap fakta di sana. “Daripada menghasut, sebaiknya Liga Arab membantu Suriah mewujudkan stabilitas nasional Suriah,” demikian pernyataan sumber tersebut.
Sejak awal protes pada Maret lalu, pemerintah Suriah menuduh kelompok pria bersenjata sebagai pelaku kerusuhan yang mereka katakan telah menewaskan 1.100 prajurit dan polisi.
Namun Suriah melarang sebagian besar media internasional, sehingga dunia internasional kesulitan untuk memeriksa kebenaran keterangan dari pendemo maupun pemerintah.
Suriah adalah negeri berpenduduk 20 juta jiwa dengan mayoritas warga pemeluk Islam Sunni. Namun pemerintahan didominasi kelompok Assad, yang pemeluk Islam Syiah dari sekte Alawiah. Itu sebabnya negara-negara di Timur Tengah, Seperti Arab Saudi, yang mayoritas Sunni, berhati-hati mengkritisi Assad karena cemas bakal menuai kritik di dalam negeri.
AP | TELEGRAPH | GUARDIAN | REUTERS | ANDREE PRIYANTO