TEMPO Interaktif, Jakarta - Pendiri sekaligus pemimpin Hamas Mahmud Zahar mengecam orang-orang yang mengkritik kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel. Selasa pekan lalu, sebanyak 26 anggota kabinet Israel menyetujui pembebasan lebih dari seribu tahanan Palestina ditukar dengan Sersan Gilad Shalit yang telah disekap oleh Hamas selama lima tahun.
Informasi yang banyak beredar di media-media, jumlah tahanan Palestina yang akan dilepas 1.027. Namun Zahar yang tinggal di Kota Gaza menegaskan totalnya ada 1.050, termasuk 27 perempuan.
Pada tahap pertama, akan dibebaskan 477 orang, termasuk 27 tahanan wanita. Sisanya akan bebas dua bulan kemudian.
Karena momen hari ini begitu penting, Zahar tidak bisa berlama-lama berbincang dengan Faisal Assegaf dari Tempo melalui telepon selulernya.
Berikut penuturannya:
Baca Juga:
Bagaimana pelaksanaan pertukaran tahanan dengan Israel?
Sekarang semua baik-baik saja. Tahanan Palestina yang akan dipulangkan ke Jalur Gaza sudah tiba di perbatasan Rafah (yang membatasi Mesir dan Gaza). Sedangkan Gilad Shalit sudah kami serahkan kepada Pemerintah Mesir.
Bisa Anda ceritakan jam berapa Shalit dibebaskan dan bagaiamana ia dibawa ke luar Gaza?
Faisal, kenapa kamu tertarik soal itu. Lebih baik kamu bertanya mengenai keadaan tahanan Palestina. Saya tidak mau membicarakan soal Gilad Shalit.
Marwan Barghuti mengaku kecewa karena tidak dilibatkan dalam perundingan soal pertukaran tahanan. Apa komentar Anda?
Dia memang tidak punya hak untuk terlibat dalam perundingan. Ini urusan hamas dan Fatah tidak berhak ikut campur.
Berapa sebenarnya jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan?
Totalnya 1.050, termasuk 27 perempuan.
Berapa tokoh senior Hamas yang masuk daftar dibebaskan?
Sebanyak 60 orang.
Ada berapa tahanan yang dideportasi ke negara lain?
Lebih dari 30.
Siapa saja mereka?
Semua anggota Hamas.
Ke mana mereka akan dideportasi?
Turki, Qatar, dan Suriah.