TEMPO Interaktif, Khartoum - Pasukan Keamanan Nasional Sudan (NISS) menutup penerbitan koran independen tanpa alasan yang jelas. Demikian keterangan disampaikan pemimpn redaksi, Selasa, 27 September 2011.
Juli lalu, dua wartawan perempuan harian al-Jarida dijatuhi hukuman satu bulan penjara karena menulis artikel mengenai pemerkosaan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap seorang aktivis. Belakangan, tulisan itu dibantah oleh militer Sudan.
Keterangan pelarangan terbit itu, menurut pemimpin redaksi al-Jarida Saad el-Din Ibrahim, disampaikan langsung oleh militer Sudan secara mendadak pada malam hari.
"Mereka mengatakan kepada kami bahwa koran akan ditutup dan seluruh propertinya disita. Mereka tidak memberikan alasan apa pun," ujarnya kepada Reuters.
Hashim Hassan, redaktur pelaksana koran, mengatakan dia dan pemimpin redaksi dipanggil ke kantor NISS untuk dimintai keterangan. "Mereka tidak senang dengan tulisan editorial koran. Kami juga dituduh merekrut kolumnis dari Bells of Freedom yang dilarang oleh pemerintah," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Konstitusi Sudan sesungguhnya memberikan jaminan terhadap kekebasan pers, namun para jurnalis di sana mengeluh karena kerap mendapatkan tekanan dan sensor sejak Sudan Selatan merdeka pada Juli lalu. Awal bulan ini, harian independen lainnya al-Shafa melaporkan, pasukan keamanan telah melarang terbit tanpa alasan yang jelas.
REUTERS | RADIODABANGA | CA