TEMPO Interaktif, Baku - Presiden pertama negara pecahan Uni Soviet Azerbaijan, Ayaz Mutalibov, kembali ke Baku, ibu kota negara, setelah selama dua dekade melarikan diri. Kepulangannya ini untuk menghadiri pemakaman putranya, Selasa, 9 Agustus 2011.
Ayaz Mutalibov masih harus menghadapi penyidikan tindak kriminal yang pernah dilakukan terhadap kelompok nasionalis Azeri yang menentang pasukan Soviet pada Januari 1990 di Baku. Ketika itu, kakek 73 tahun ini menjadi salah seorang anggota senior Partai Komunis.
Dia terpilih sebagai Presiden setelah Azerbaijan mendeklarasikan kemerdekaannya dari Uni Soviet pada 1991. Namun, pada 1992 Mutalibov terjungkal dari jabatannya setelah diserbu para pemberontak dari kawasan Nagomo-Karabakh. Sejak itu dia melarikan diri ke Moskow dan tak kembali lagi.
Mutalibov tiba di bandar udara internasional Baku, Senin, 8 Agustus 2011, langsung menuju ruang VIP dan keluar tanpa berbicara sepatah kata pun kepada wartawan yang menunggunya di luar.
Seorang pejabat di Partai Demokratik Sosial Azerbaijan yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan Mutalibov kembali ke negaranya setelah menerima izin dari pemimpin Azeri, Presiden Ilham Aliyev.
Putra Mutalibov, Azad, meninggal dunia dalam usia 49 tahun, Senin 8 Agustus, dan dimakamkan Selasa, 9 Agustus 2011. Hingga kini belum ada informasi pasti apakah Mutalibov akan dihadapkan ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya atau mendapatkan pengampunan dari pemerintah.
REUTERS | CA