TEMPO Interaktif, Swedia -Rekaman video tentang keseharian Julian Assange, pendiri WikiLeaks, selama dikenai tahanan rumah di Ellingham Hall, dekat Kota Bungay, Swedia, kemarin menarik simpati banyak orang.
Enam bulan sebagai tahanan rumah, wajah pria berusia 39 tahun itu tampak murung. Wajah klimisnya dipenuhi kumis dan jambang yang dibiarkan tak terawat. Rambutnya pun tak tertata rapi dan memanjang menyentuh kerah bajunya. Namun bukan perubahan fisik yang paling mengganggu para pendukungnya sampai-sampai kemarin berkampanye menentang perlakuan berlebihan terhadap Assange, melainkan sistem keamanan yang diberlakukan penegak hukum Swedia dianggap berlebihan.
Seperti ditunjukkan dalam video yang dirilis untuk memperingati enam bulan masa penahanan Assange, sebuah benda pendeteksi dililitkan di pergelangan kaki Assange dan alat itu terhubung dengan alat pemantau. Selama alat itu terpasang di kaki Assange, selama itu pula ia diharuskan memberitahukan keberadaannya di dalam rumah setiap hari.
Di luar rumah, tiga kamera monitor dipasang untuk memantau sekeliling rumah. Tidak ada yang tahu siapa pemasang kamera pemantau. Dua polisi yang berjaga di sekitar rumah itu membantah jika dikatakan telah memasang kamera tersebut.
Pemilik rumah, Vaughan Smith, malah bertanya kenapa kamera-kamera itu berada di halaman rumahnya. Yang ia tahu, kamera itu sudah berada di sana sejak tiga bulan lalu.
Rekan kerja Assange di WikiLeaks, Sarah Harrison, terkejut saat mengetahui sistem pengamanan Swedia. "Saya warga Inggris dan selalu bangga terhadap sistem hukum kami, tapi yang ini jelas salah," ujarnya. "Ia bahkan belum didakwa, tapi dia sudah diberlakukan seperti hewan dalam kurungan."
Assange didakwa melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap beberapa perempuan warga Swedia. Tuduhan itu muncul setelah Amerika Serikat melakukan investigasi tentang bocornya sejumlah dokumen rahasia oleh WikiLeaks. Permintaan ekstradisi oleh pemerintah Swedia dikabulkan oleh pengadilan Inggris. Assange pun dibawa ke Swedia dan dikenai status tahanan rumah.
Menurut mantan pengacara Assange, Mark Stephens, penahanan terhadap Assange terlalu berlebihan.
Menolak ekstradisi tersebut, Assange melakukan perlawanan dengan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Swedia. Sidangnya akan digelar pada 12 Juli mendatang. Ia yakin akan memenangi perkara ini dengan memberi alasan diplomatis, "Ada banyak pemain dalam situasi Swedia saat ini."
DAILYMAIL | BBC | MARIA RITA