TEMPO Interaktif, Ghazni - Serentetan bom bunuh diri di Afganistan menewaskan 21 orang. Salah satunya terjadi di Provinsi Ghazni oleh seorang remaja yang membawa gerobak es krim.
Dalam ledakan itu seorang anak tewas dan tiga orang luka-luka. "Pelaku bunuh diri itu seorang remaja yang memiliki kumis dan jenggot tipis, memakai syal," kata Abdullah, seorang saksi mata, yang dikutip The Telegraph, Sabtu 11 Juni 2011. Abdullah mengaku berdiri dalam jarak hanya 20 meter sebelum remaja itu meledak.
Dalam serangan lainnya di Provinsi Kandahar, satu keluarga yang beranggotakan 16 orang tewas bersamaan akibat bom yang diledakkan oleh Taliban. Keluarga itu hendak berpiknik bersama ke sebuah kuil. Malang nasib mereka, minibus yang mereka tumpangi diledakkan, di mana di dalamnya terdapat delapan anak-anak, tiga perempuan, dan lima orang pria.
Seorang anggota polisi di Kandahar menyatakan minibus yang hancur itu melaju dari arah distrik Arghandab menuju kuil Agha. Tak seorang pun yang selama dari keluarga itu. Keluarga itu berasal dari Qala di Provinsi Helmand.
Dua serangan bom bunuh diri tersebut telah menambah jumlah korban sipil yang telah mencapai 268 orang selama bulan Mei, belum termasuk 600 orang yang luka. Menurut PBB jumlah itu merupakan yang terbesar sejak empat tahun lalu.
Serangan fatal lainnya juga terjadi pada Sabtu lalu, yang menewaskan seorang pejabat polisi senior di Khost. Dalam serangan itu tiga orang lainnya juga tewas.
Jumlah korban kemungkinan lebih besar karena banyak serangan terjadi di area yang tidak diakses, sehingga tidak tercatat.
TELEGRAPH/AQIDA SWAMURTI