TEMPO.CO, Kabul - Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan hebat yang menyasar konvoi NATO di Kabul, Afganistan, Rabu, 3 Mei 2017.
"Ledakan itu mengakibatkan sedikitnya delapan orang tewas," kata pejabat Afganistan di Kabul yang enggan disebutkan identitasnya.
Baca: ISIS Bajak Radio untuk Doktrin dan Rekrut Warga Afganistan
Pejabat militer lain mengatakan, pelaku meledakkan dirinya ketika ada konvoi kendaraan di dekat pos penjagaan badan Keamanan Pertahanan Nasional (NDS) di jalan raya Shash Darak, Macroyan Tengah, Rabu pagi waktu setempat.
Dia menjelaskan, setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.
"Korban cedera dilarikan ke Rumah Sakit Wazir Akbar Khan dan Rumah Sakit Darurat," kata Wahid Majrouh, juru bicara Kementerian Kesehatan kepada Al Jazeera. "Beberapa korban luka kondisinya sangat kritis," tambahnya.
Baca: Amerika Menggempur Afganistan, Rusia Mengancam Lomba Senjata
Seorang saksi mata, Abdul Haq, mengatakan, "Beberapa mayat korban tergeletak di jalan raya, di antara para korban diyakini anggota NDS."
"Polisi, saat ini, sedang membersihkan kawasan ledakan dan menyatakan kota dalam keadaan waspada," tambahnya.
Dalam pernyataan melalui media Aamaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan mematikan di Afganistan tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN