"Beberapa menit lalu, Shahla Jahed tewas di tiang gantungan di halaman penjara Evin, Teheran," lapor kantor berita Fars.
Agen Mahasiswa Republik Islam (AISNA) mengatakan, Jahed digantung pada pukul 05.00 pagi, dihadiri keluarga korban. Menurut hukum Iran, hidupnya bisa selamat jika keluarga korban memaafkannya. Hukuman tersebut dijatuhkan sebelum azan subuh berkumandang.
Baca Juga:
Janed ditangkap pada 2002 atas tuduhan menghbisi nyawa Laleh Saharkhizan, istri Naser Mohammadkhani, seorang legenda sepak bola Iran pada pertengahan 1980-an dan pelatih kesebelasan Persepolis Teheran.
Ekseuksi terhadap Janed sempat tertunda beberapa tahun karena mendapatkan protes dari aktivis hak asasi manusia dunia. Bahkan, hingga tadi malam menjelang eksekusi dijatuhkan, Amnesty International dan sejumlah penggiat hak asasi meminta agar hukuman tersebut dibatalkan.
Karim Lahidji, Presiden Liga Iran untuk Hak Asasi Manusia, menjelaskab bahwa Jahed merupakan "korban kebencian masyarakat terhadap perempuan" seraya mengatakan, "Shahla Jahed tak pernah mendapatkan perlakuan fair di Iran dan tidak bersalah. Meskipun dalam kasus Sakineh Mohammadi Ashtiani adalah perzinaan, sesungguhnya kasusnya mirip dengan Shahla Jahed sebab keduanya adalah korban sistem hukum Iran."
Baca Juga:
Dia tambahkan, "Kami akan melakukan pendekatan pada Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember. Sekalilagi, hukuman pada perempuan-perempuan tersebut menunjukkan Iran ingin menantang dunia dalam hal isu hak asasi manusia."
GUARDIAN | CHOIRUL