TEMPO.CO, Teheran - Iran dituduh menyiksa seorang blogger hingga tewas. Sattar Beheshti, nama blogger itu, ditahan pekan lalu karena mengkritik pemerintah melalui Facebook.
Polisi cyber Iran, yang dikenal dengan Fata, mencokok Beheshti di rumahnya di Robat-Karim pada pekan lalu. Beheshti dicurigai melakukan tindakan yang mengganggu keamanan nasional karena aktivitasnya di jejaring sosial. Ia kemudian dibawa ke penjara Evin, salah satu penjara paling keras di Teheran.
Keluarga Beheshti tak mendengar kabarnya hingga Rabu lalu, 7 November 2012 ketika petugas penjara meminta mereka mengambil jenazah Beheshti di kamar mayat Kahrizak. Oposisi menuduh pejabat Iran menganiaya pria 35 tahun itu hingga tewas.
Baca juga:
Jenazah Beheshti dimandikan secara Islam di pemakaman Behesht-e-Zahra di selatan Teheran kemarin sebelum dikuburkan di kampung halamannya dengan pengamanan yang ketat. Hanya satu anggota keluarganya yang diizinkan menghadiri pemakaman.
Berita kematian Beheshti itu untuk pertama kalinya diberitakan oleh Kaleme, laman berita yang dekat dengan pemimpin opisisi Mir Hossein Mousavi. Media pemerintah Iran menahan diri untuk memberitakannya. Namun laman Baztab, yang berafiliasi ke Mohsen Rezaei, bekas komandan senior Garda Revolusioner, mengkonfirmasi kematian Beheshti.
“Sattar Beheshti, yang ditahan Fata meninggal ketika sedang diinterogasi,” demikian laporan Baztab.
Baca juga:
Sebelum ditahan, Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa. “Mereka mengancam saya kemarin bahwa ibu saya akan berkabung karena saya tak mau menutup mulut,” tulisnya. Sebelumnya ia pernah ditahan karena aktivitasnya.
Ia mengatakan kepada penguasa bahwa ia hanya menulis apa yang ia lihat dan dengar, tetapi mereka menanggapinya dengan mengancam akan membungkam mulutnya. “Menghentikan saya untuk menyebarkan berita,” tulisnya.
Seperti dilansir Kaleme, selama di tahanan, Beheshti secara resmi mengeluhkan perlakuan yang tak pantas dan penyiksaan. Laman itu mempublikasikan salinan surat Beheshti.
Pemerintah Iran sejauh ini menolak memberikan komentar ihwal tewasnya Beheshti dan penganiayaan terhadapnya. Namun, salah seorang anggota Parlemen, Mansour Haghighatpour, mengatakan Parlemen tak perlu menyelidiki kasus tersebut.
GUARDIAN | SAPTO YUNUS
Berita Terpopuler:
Atut-Jokowi Bertemu, Wali Kota Tangerang: ''EGP''
Badan Kehormatan Minta Dahlan Cek Daya Ingatnya
Sebentar Lagi, Indonesia Kebanjiran Tank Leopard
Ahok Tertusuk Saat Naik Reog Ponorogo
Mabes Polri Tak Tahu Pengawal Ketua KPK Mundur