Serangan-serangan -meledak di sedikitnya 13 kampung terpisah- jelas dirancang buat menyerang warga sipil di restoran-restoran dan kafe dimana banyak warga Irak tengah berkumpul menikmati hangatnya petang hari. Kecanggihan dan target-target -terutama Syiah- diduga dilakukan oleh militan Sunni yang terkait jaringan al Qaidah adalah pihak yang bertanggungjawab atas serangan terburuk sejak Mei lalu.
Rentetan serangan berdarah itu, dua hari setelah drama pengepungan gereja di pusat kota, cukup menakjubkan -mengindikasikan sebuah koordinasi tingkat tinggi dan kompleksitas pemberontakan hanya beberapa bulan lalu para pejabat Amerika Serikat dan Irak terlanjur mengatakan semua sudah diatasi.
“Mereka mengatakan situasi sudah terkendali. Di mana kendali mereka?” seru Hussein al-Saiedi, 26 tahun, seorang warga di perkampungan Sadr City, Baghdad, hari ini. Di kampung itu 21 orang tewas ketika sebuah mobil yang diparkir meledak dekat sebuah pasar. “Kami berdiri di jalan ketika terdengar ledakan keras dan lalu asap hitam membubung tinggi, serpihan-serpihan mobil jatuh dari langit.”
Pemboman itu meletus mulai sekitar pukul 6 petang waktu setempat (dinihari tadi WIB) dan berlangsung beberapa jam. Seorang pejabat polisi menuturkan 76 orang tewas, 232 lainnya cidera. Ledakan-ledakan berasal dari bom mobil, bom yang ditaruh di sepeda motor, ranjau dan mortir.
AP | CNN | dwi arjanto