TEMPO.CO, Jakarta - Tim penyelamat pada Selasa, 7 Mei 2024, berusaha mengevakuasi warga di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, yang dihantam banjir bandang. Sampai berita ini diturunkan, setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal. Mereka yang selamat, terseok-seok mencari bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Di pinggir Kota Eldorado do Sul atau sekitar 17 kilometer dari Ibu Kota Porto Alegre, banyak orang tidur di pinggir jalan, dan kelaparan. Ada pula yang berjalan tanpa alas kaki meninggalkan lokasi banjir dengan mambawa tas ransel atau kereta dorong.
“Kami sudah tiga hari belum makan dan kami hanya memiliki selembar selimut. Saya bahkan di sini bersama orang-orang asing. Saya tidak tahu di mana keluarga saya,” kata Ricardo Junior, korban banjir.
Banjir bandang telah menghambat upaya penyelamatan dengan puluhan orang masih menunggu untuk dievakuasi oleh perahu karet atau helikopter dari rumah-rumah mereka yang terkena bencana. Perahu-perahu kecil menyusuri kota yang tergenang banjir mencari korban untuk diselamatkan.
Badan pertahanan negara bagian Rio Grande do Sul mengatakan jumlah korban tewas naik menjadi 90 orang, di mana empat kematian sedang diinvestigasi (apakah terkait banjir atau bukan). Tercatat ada 131 orang dalam daftar hilang dan 155 ribu orang menjadi gelandangan.
Hujan lebat sejak akhir pekan lalu, telah menyebabkan banjir bandang. Air bah telah membanjiri seluruh kota di negara bagian Rio Grande do Sul, menghancurkan jalan-jalan dan jembatan. Hujan diperkirakan akan reda pada Kamis, 9 Mei 2024, namun akan kembali mengguyur sepanjang akhir pekan.
Para ahli cuaca menilai hujan lebat yang ekstrim di negara bagian Rio Grande do Sul kemungkinan karena dampak gelombang panas yang disebabkan fenomena El Nino pada tahun ini, yang menghangatkan perairan pasifik dan membawa hujan ke Brasil bagian selatan, cuaca dingin yang lebih lemah disertai hujan dan angin kencang yang datang dari Antartika; dan kehangatan yang tidak biasa di Atlantik juga meningkatkan kelembapan.
Menurut Marcelo Schneider, seorang peneliti National Meteorology Institute (Inmet), pemanasan global telah memperburuk fenomena El Nino dan memperparah dampak antar sistem, contohnya membuat cuaca menjadi tidak bisa diprediksi.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini