Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Misterius Doktor Nuklir Iran

image-gnews
Gambar yang di ambil dari Youtube, peneliti nuklir Iran Shahram Amiri. AP
Gambar yang di ambil dari Youtube, peneliti nuklir Iran Shahram Amiri. AP
Iklan
TEMPO Interaktif, Teheran -Doktor Shahram Amiri, 32 tahun, tiba di tanah kelahirannya, Iran, Kamis pagi lalu, dengan selamat. Kemunculan dosen teknologi pertahanan Universitas Malek Ashtar itu disambut sukacita para penjemputnya di Bandar Udara Imam Khomeini. Istri dan putranya, Amir Hussein, 7 tahun, dipeluk Amiri erat-erat. Sejenak, jumpa pers digelar di bandara itu.

"Saya benar-benar berada di bawah tekanan dan siksaan fisik," ujar pria yang kini menjadi sorotan dunia itu. Meski kini Amiri telah berkumpul lagi dengan keluarganya setelah menghilang selama setahun, toh, spekulasi di balik kasus "penculikan" peneliti itu kini ramai memperbincangkan. Lebih-lebih Amiri dituding bekerja untuk Badan Intelijen Amerika (CIA).

"Dia adalah informan lama CIA di Iran," kata sejumlah pejabat intelijen Amerika Serikat seperti dilansir harian The New York Times kemarin. Masih menurut para sumber tersebut, Amiri bernyanyi soal rahasia berkaitan dengan program nuklir Iran. Pada 2007, misalnya, menurut sumber-sumber itu, Amiri memberi informasi soal rencana Iran membuat senjata nuklir.

"Dia juga yang membocorkan berita bahwa proyek nuklir Iran itu bermarkas di salah satu universitas di Teheran," ujar sumber-sumber itu. Sebelumnya, Amiri berulang kali membantah bekerja secara sukarela buat CIA. "Saya diculik!" katanya. Amiri menghilang selepas menunaikan ibadah haji di Arab Saudi pada Juni 2009.

Tiga bulan setelah Amiri lenyap tak berbekas, Iran menyatakan kepada Badan Tenaga Atom Internasional--yang mengawasi nuklir untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa--bahwa Teheran sedang membangun sebuah fasilitas pengayaan uranium skala kecil di Qom, wilayah selatan Teheran. Lantaran itu, muncul dugaan Amiri bekerja di Qom.

Cuma, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hassan Qashqavi membantahnya. Menurut dia, Dr Amiri tak terlibat dalam program nuklir Iran. "Dia bukan ilmuwan nuklir," kata Qashqavi. Amiri pun membenarkan pernyataan Qashqavi. "Saya  cuma peneliti biasa," ujarnya. "Saya tidak terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan rahasia. Lagi pula saya enggak punya informasi rahasia."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya universitas tempat Amiri bekerja telah masuk daftar sanksi yang dikeluarkan Uni Eropa pada 2008. Universitas Malek Ashtar, kata Uni Eropa, punya kaitan dengan Departemen Pertahanan Iran. "Universitas ini menggelar pelatihan misil pada 2003," demikian dikatakan Uni Eropa sebagaimana dilansir The Guardian.

Rektornya pun seorang perwira aktif berpangkat letnan jenderal. Sang jenderal bahkan masuk daftar tujuh orang yang diduga terlibat dalam program nuklir Iran di lembaran sanksi PBB untuk nuklir Iran. Adapun Amiri adalah seorang ahli fisika. "Itu subyek penelitiannya," kata istri Amiri seperti dikutip harian Iran, Javan. "Tapi ia peneliti biasa."

Kepala Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi pun membantah anggapan bahwa lembaganya ada kaitan dengan Amiri. "Kami tak pernah mempekerjakan dia di sini," ujarnya. Tak berhenti sampai di situ. Spekulasi berkembang bahwa CIA memulangkan Amiri, yang diklaim datang ke Amerika Serikat atas kemauan sendiri, lantaran Teheran mengancam anak dan putranya.

"Kalau benar-benar saya sukarela mencari suaka (ke Amerika), mengapa saya tak mengajak serta keluarga saya?" katanya. Cuma, kalaupun ia diculik, mengapa CIA mengizinkan Amiri mengeluhkan kondisinya dengan mengunggah video di YouTube? Ada dugaan tawaran CIA kepada Amiri sebesar US$ 50 juta (Rp 450 miliar) kurang memuaskan.


INDEPENDENT | REUTERS | CSM | ANDREE PRIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

4 Desember 2012

Anggota Garda Revolusi Iran menjaga pesawat mata-mata tanpa awak RQ 170 milik Amerika Serikat yang jatuh di Iran (8/12). Iran menyatakan bahwa mereka berhasil menembak pesawat tersebut di Iran Timur. REUTERS/Sepah News.ir
Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

Amerika Serikat berkali-kali menyusup ke wilayah udara Iran.


Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

9 November 2012

AP/Massoud Hossaini
Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

Iran membenarkan klaim Pentagon bahwa pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat ditembaki oleh pesawat tempur mereka.


Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

9 November 2012

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad saat menghadiri
Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa.


Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

11 Oktober 2012

Sergey V. Lavrov
Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

Ia juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Republik Islam mengembangkan senjata nuklir.


Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

10 Oktober 2012

Ayatollah Ali Khamenei. AP
Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

Pemimpin spiritual Iran menyatakan Barat berbohong soal sanksi ekonomi akan dicabut jika negara itu menghentikan program nuklirnya


Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

4 Oktober 2012

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad melambaikan tangan kepada para pendukungnya dari atas kendaraan dalam kunjungannya ke Varamin, Iran (21/12). REUTERS/President.ir/Handout
Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

Sanksi ekonomi dituding menjadi penyebab anjloknya nilai mata uang Iran hingga 40 persen.


Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

3 Oktober 2012

REUTERS/Suhaib Salem
Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

Unjuk rasa berlangsung tiba-tiba sehingga tak ada tambahan polisi untuk mengawal kedutaan. Dia mengatakan para demonstran meneriakkan, "Allahu Akbar".


Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

3 Oktober 2012

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. AP/Bebeto Matthews
Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

Mendapatkan kritik dari kelompok garis keras karena bersedia berunding dengan Amerika Serikat.


Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

3 Oktober 2012

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. AP/Bebeto Matthews
Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

Presiden Iran menuduh kubu oposisi turut memperburuk krisis atas riyal.


Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

1 Oktober 2012

Gmail
Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

Layanan Gmail telah kembali bisa dinikmati sejak Minggu malam.