TEMPO Interaktif, Baghdad - Serangkaian ledakan bom mengoyak Baghdad dan menewaskan sedikitnya 17 orang pada hari pertama pemungutan suara, Kamis. Kejadian ini menambah ketegangan di ibu kota Irak itu yang memang telah mencekam sejak hari pertama dimulainya pemilihan umum parlemen.
Kelompok pemberontak sebelumnya telah berulang kali mengancam akan menggunakan kekerasan untuk mengganggu jalannya pemilihan umum. Pemungutan suara ini sebagai upaya untuk menentukan siapa yang akan mengontrol jalannya pemerintahan setelah nanti pasukan Amerika hengkang dari Irak. Pemilu ini juga merupakan ujian apakah Irak dapat mengatasi pembagian sektarian secara tepat.
Dua ledakan telah menghantam pemilih di luar Tempat Pemungutan Suara. "Teroris ingin menghambat pemilu, sehingga mereka mulai meledakkan diri mereka di jalan-jalan," kata Deputi Menteri Dalam Negeri Irak, Khalid Ayden Qader, yang bertanggung jawab atas keamanan yang berhubungan dengan pemilu di negara ini.
Dia mengatakan, langkah-langkah pengamanan telah dilakukan untuk mencegah pengebom mencapai tempat-tempat pemungutan suara sehingga pelaku melakukan penyerangan di jalanan.
Korban tewas kebanyakan personel keamanan yang memberikan suara pada hari pertama karena mereka akan bekerja lebih berat untuk melakukan pengamanan pada Ahad.
Kamis adalah waktu untuk memberikan suara bagi mereka yang mungkin tidak dapat memberikan suaranya pada Ahad, seperti para tahanan, pasien di rumah sakit, dan tenaga medis.
Kepolisian menyebutkan, dalam serangan pertama sebuah roket menewaskan tujuh orang di wilayah Hurriyah, sekitar 500 meter dari tempat pemungutan suara. Berdasarkan laporan, ledakan itu disebabkan oleh sebuah bom yang tersembunyi di dalam tempat sampah.
Serangan kedua terjadi di Distrik Mansour ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan rompi peledak di dekat sekelompok tentara yang sedang membawa surat suara. "Peristiwa ini menewaskan enam orang dan melukai 18," kata polisi.
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak memperkirakan sebanyak 600 ribu hingga 700 ribu orang dapat memberikan suaranya pada Kamis. Sekitar 19 juta dari 28 juta penduduk Irak, berhak memberikan suara dalam pemilu. Pemberian suara juga dilakukan oleh warga Irak yang berada di 16 negara di seluruh dunia.
Situasi Kota Baghdad sejak Kamis menegang. Ribuan tentara dikerahkan di seluruh penjuru ibu kota. Konvoi truk dan minibus yang membawa tentara dan personel keamanan lainnya terus bergerak ke tempat-tempat pemungutan suara.
Banyak toko-toko tutup dan jalan-jalan yang biasanya padat menjadi lengang. Penduduk yang belum memberikan suaranya memilih tinggal di dalam rumah. Terjangan badai pasir di jalan-jalan ibu kota membuat situasi menjadi lebih mencekam.
AP l BASUKI RAHMAT