Investigasi ke Israel dipandang penting oleh Australia sebagai bagian dari sikap tegas Canberra terhadap pemalsuan paspor yang dilakukan agen Mossad dalam pembunuhan Mahmoud al-Mabhouh itu. Pekan lalu pemimpin Austalia mengutuk keras penggunaan paspor Australia oleh agen rahasia Israel tersebut.
Sejumlah ahli kebijakan luar negeri Australia percaya bahwa penyelidikan itu tak akan melunturkan kedekatan dua negara yang telah berlangsung bertahun-tahun. Saat ini hubungan Canberra dan Tel Aviv memang menegang, tapi hanya bersifat sementara. "Saya menduga hubungan cuma memanas sebentar, tapi akan menjadi dingin kemudian," kata Matthew Gray, seorang pakar Timur Tengah dari Australian National University.
Tim kepolisian Austalia akan bertemu dengan tiga orang berkebangsaan Israel-Australia yang identitasnya dipakai oleh pembunuh untuk masuk wilayah Uni Emirat Arab. Australia berharap otoritas Israel mau bekerja sama.
Kepolisian Dubai mensinyalir bahwa 26 tersangka pembunuh memiliki hubungan dengan Mossad. Mereka masuk ke Dubai dengan menggunakan paspor Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman, dan Australia.
The Christian Science Monitor | Yos Rizal