TEMPO Interaktif, Dhaka - Banglades mengeksekusi lima mantan pejabat militer dan sejumlah orang, Kamis, karena dianggap berperan dalam kudeta 1975. Demikian penjelasan pejabat setempat.
Para pelaku yang kini usianya di atas 60 tahun, telah divonis bersalah oleh pengadilan 1998 karena melakukan makar.
Permohonan pengampunan mereka ditolak oleh Mahkamah Agung, Rabu. Beberapa pejabat pemerintah mengatakan, para pelaku kudeta akan dihukum gantung.
"Semoga halaman gelap ini segera berakhir," ujar pengacara pemerintah Anisul Haq.
Menanggapi eksekusi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lima mantan pejabat militer, putri sulung perdana menteri Sheikh Hasina meminta kepada para menteri yang berkumpul di rumahnya di Dhaka dan rakyat Banglades agar menahan diri usai hukuman gantung itu dilaksanakan. Dia melanjutkan, para pejabat militer yang digantung di sebelah Penjara Pusat Dhaka adalah Brigadir Jenderal Mohammad Ashraful Islam Khan.
Selain itu, terpidana mati lainnya adalah Syed Faruk Rahman, Mohiuddin Ahmed, Bazlul Huda, A.K.M. Mohiuddin Ahmed, dan Sultan Shariar Rashid Khan. Setelah menjalani hukuman gantng, seluruh jenazah dibawa konvoi polisi untuk dimakamkan. Demikian penjelasan Golam Haider, wakil kepala penjara.
Jenderal Mujibur Rahman memimpin Banglades dalam perang kemerdekaan melawan Pakistan 1971 dan menjadi pemimpin pertama negeri itu. Tetapi dia dikudeta oleh militer 15 Agustus 1975. Para pelaku kudeta menghabisi Rahman dan 16 orang lainnya di rumahnya.
Namun para pelaku kudeta dimaafkan oleh pemerintah berikutnya dan memberikan kesempatan kepada Hasina menjadi perdana menteri 1996. Hasina dan saudara perempuannya Rehana lolos dari kudeta militer karena saat kejadian keduanya sedang bertamasya ke Eropa.
Pada 1998, pengadilan Dhaka mendakwa lima bekas serdadu sebagai pelaku pembunuhan Mujibur Rahman. Selanjutnya, pledoi yang mereka sampaikan ditolak oleh Mahkamah Agung, Rabu. Sehingga mereka, kata Menteri Hukum Shafique Ahmed kepada wartawan, pantas dijatuhi hukuman gantung.
AP | CHOIRUL