TEMPO Interaktif, Jakarta -
Phnom Penh – Persidangan kepala penjara Khmer Merah Kaing Guek Eav, kemarin, memasuki tahap akhir. Dalam persidangan yang berlangsung sejak Februari lalu, pengacara menyampaikan argumen penutup setelah sebulan sebelumnya memberikan kesaksian.
Kaing Guek Eav, yang lebih dikenal dengan sebutan Comrade Duch, di sidang karena tuduhan melakukan tindak kejahatan melawan kemanusiaan dengan menyiksa dan membunuh ribuan orang Kamboja pada akhir 1970an. Atas tuduhan itu, lelaki 67 tahun ini diancam hukuman penjara seumur hidup.
Duch merupakan orang pertama dari lima tokoh utama Khmer Merah yang diseret ke pengadilan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diperkirakan kasus Duch akan diputus awal tahun depan.
Adapun pekan ini merupakan kesempatan terakhir bagi penuntut dan pembela menyampaikan argumen mereka sebelum hakim menutup sidang untuk mempertimbangkan keputusan. Saat ini juga merupakan kesempatan untuk menghadirkan para pengacara yang mewakili lusinan orang yang terbunuh oleh rejim Khmer Merah, termasuk tiga orang yang dikonfirmasi bertahan dari penjara brutal S-21.
Diyakini Khmer Merah telah menghabisi dua juta nyawa warga Kamboja saat Maoist berkuasa pada 1975 sampai 1979. Adapun Duch yang saat itu menjadi kepala penjara telah membunuh 17 ribu tahanan.
Di pengadilan, Duch mengakui perbuatannya dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Menurutnya, tindakan itu dilakukan hanya untuk mengikuti perintah dan demi keselamatan nyawanya.
“Ini merupakan saat yang sangat penting untuk memberikan kredit kepada Duch karena pengakuan bahwa dirinya bersalah,” kata pengacaranya Francois Roux. Namun menurut pengacara korban di pengadilan kemarin, pernyataan itu belum cukup.
BBC | BLOOMBERG | SUNARIAH