Rudd mengatakakan para pemimpin dunia yang tergabung dalam G-20 mempunyai dua tantangan penting dalam agenda kedepan. Pertama, bagaimana membuat mekanisme koordinasi yang efektif dari negara-negara maju untuk menyalurkan paket bantuan senilai 20 triliun dolar Amerika Serikat dari negara-negara G-20 yang telah disepakati sejak awal terjadinya krisis ekonomi global pada akhir tahun lalu. Kedua, bagaimana mengembangkan model ekonomi global baru yang dapat menyeimbangkan antara laju komsumsi yang tinggi di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, dengan surplus perdagangan yang tinggi dari negara-negara berkembang seprti Cina. "Bagaimana kita menyusun strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam jangka panjang, yang tidak lagi tergantung pada sektor keuangan, ketidakseimbangan sektor keuangan yang besar --antara hutang konsumsi yang besar pada satu sisi dengan surplus ekonomi pada sisi yang lain," ujar Kevin Rudd.
Kevin Rudd mengatakan negara-negara yang tergabung dalam G-20 mempunyai kewajiban untuk mengatasi masalah ini, karena kumpulan 20 negara-negara besar ini merupakan representasi 85 persen dari GDP global, 80 persen dari pasar global, dan 90 persen dari kapitalisasi pasar saham dunia. "Australia, merupakan salah satu negara maju yang juga terkena dampak resesi itu," ujar Rudd.
Indonesia merupakan satu-satunya negara dari kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam negara-negara G-20 itu.
CNN l WAHYUANA