TEMPO.CO, Jakarta - Kamala Harris menyampaikan pandangannya tentang legalisasi ganja dalam sebuah siniar yang ditayangkan pada Senin, 30 September 2024. Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat itu mengatakan sejak lama dia merasa pemerintah pusat harus melegalkannya.
Harris diwawancarai oleh dua mantan pemain basket profesional Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA), Stephen Jackson and Matt Barnes, di rumahnya di Washington untuk siniar mereka, “All the Smoke”.
“Saya hanya merasa orang-orang tidak seharusnya dipenjara karena merokok ganja. Dan kita tahu secara historis apa arti (dari aturan) itu dan siapa yang pernah dipenjara,” kata Harris. “Saya pikir kita telah sampai pada titik di mana kita harus memahami kita perlu melegalkannya dan berhenti mengkriminalisasi perilaku ini.”
Harris menegaskan kembali pandangan yang telah ia sampaikan sebelum menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Pada Juli lalu, ia pernah berkata ganja harus didekriminalisasi, dengan mengutip dampak yang tidak proporsional dari kriminalisasi ganja terhadap orang kulit hitam.
Analisis American Civil Liberties Union (ACLU) menunjukkan karena profil rasial dan bias dalam penegakan hukum ganja, orang kulit hitam 3,6 kali lebih mungkin ditangkap karena kepemilikan ganja daripada orang kulit putih, meskipun tingkat penggunaannya serupa. Sedangkan laporan Washington Post pada 2022, berdasarkan analisis terhadap sistem pengadilan negara bagian, menemukan orang dewasa kulit hitam menyumbang hampir 60 persen kasus terkait ganja di pengadilan distrik dan pengadilan wilayah negara bagian.
Harris telah lama mendukung legalisasi ganja, termasuk saat menjabat senator. Saat itu ia memperkenalkan undang-undang untuk melegalkan obat tersebut secara nasional serta menghapus pelanggaran terkait ganja yang tidak disertai kekerasan. Pernyataannya di siniar ini adalah pertama kalinya Harris menegaskan dukungannya untuk melegalkan ganja di tingkat federal sejak meluncurkan kampanye presidennya pada Juli lalu.
“Sebenarnya, ini bukan posisi baru bagi saya – saya sudah lama merasa kita perlu melegalkannya. Jadi, itulah pendapat saya tentang ini,” kata dia.
Sikap Harris membuat dia selangkah lebih maju dari Presiden Joe Biden dalam masalah ini. Tahun ini, Biden memulai proses untuk mengklasifikasi ulang ganja sebagai obat yang kurang berbahaya dan telah mengeluarkan ribuan pengampunan untuk pelanggaran terkait ganja. Namun, presiden petahana itu belum menyerukan legalisasi penuh ganja.
Legalisasi ganja akan memiliki implikasi ekonomi yang signifikan. Menurut Marijuana Policy Project (MPP), sepanjang kuartal pertama 2024, negara-negara bagian telah melaporkan total gabungan lebih dari US$20 miliar pendapatan pajak dari penjualan ganja legal untuk penggunaan dewasa.
Saingan Harris, mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik, juga telah menyatakan dukungannya untuk legalisasi ganja. Ia mengatakan akan memberikan suara untuk tindakan pemungutan suara guna melegalkan penggunaan ganja rekreasional di negara bagian asalnya, Florida.
Legalisasi ganja menjadi isu populer di kalangan kedua partai AS. Dua puluh empat negara bagian telah melegalkan kepemilikan ganja untuk orang dewasa berusia 21 tahun ke atas.
Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap orang dewasa Amerika Serikat pada 16-21 Januari 2024, sebanyak 88 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengatakan ganja harus dilegalkan untuk penggunaan medis atau rekreasional. Sebanyak 57 persen menilai ganja perlu dilegalkan untuk tujuan medis dan rekreasional. Sementara, sekitar 32 persen mengatakan ganja harus dilegalkan untuk penggunaan medis saja.
REUTERS | BUSINESS INSIDER
Pilihan editor: Daftar Pimpinan Hizbullah Termasuk Hassan Nasrallah yang Dibunuh Israel dalam Sepekan Terakhir
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini