TEMPO.CO, Jakarta - Israel melakukan serangan udara terhadap sebuah pembangkit listrik di Yaman kemarin setelah serangan rudal Houthi ke negara tersebut. Israel juga menargetkan pelabuhan di Hodeidah, mengklaim bahwa Houthi menggunakan pelabuhan tersebut untuk mentransfer senjata Iran ke seluruh Timur Tengah.
Penargetan Israel terhadap Hodeidah adalah "serangan yang gagal", Wakil Kepala Otoritas Media Houthi di pemerintahan Sana'a, Nasr Al-Din Amer, mengatakan dalam sebuah posting di X, Minggu. "Jangan khawatir... Itu adalah serangan yang gagal," tulis Amer.
"Tindakan pencegahan telah dilakukan, dan tangki-tangki minyak dikosongkan terlebih dahulu di pelabuhan Ras Issa dan pelabuhan Hodeidah dan rencana darurat telah disiapkan," jelasnya.
Anggota biro politik Ansar Allah - Houthi, Mohammed Al-Bukhaiti, menegaskan bahwa operasi militer yang mendukung Gaza dan Lebanon, serta operasi-operasi yang menargetkan pasukan dan kepentingan Amerika dan Inggris, akan terus berlanjut.
Dia menyatakan bahwa "serangan terhadap Hodeidah yang menargetkan pelabuhan Hodeidah dan Ras Issa serta pembangkit listrik, merupakan serangan Amerika dan Inggris dan kami akan menghadapinya atas dasar ini."
Al-Bukhaiti mencatat bahwa Israel tidak lebih dari sekadar perpanjangan tangan militer Washington dan London dan digunakan sebagai kedok untuk menghindari tanggung jawab moral.
Juru bicara Ansar Allah, Mohammed Abdul Salam, juga mengatakan bahwa serangan Israel baru-baru ini terhadap fasilitas sipil di Hodeidah adalah upaya untuk menghentikan langkah Yaman untuk mendukung Gaza.
Tentara Israel mengumumkan pada Minggu malam bahwa mereka telah menyerang target-target Houthi di Yaman. "Dalam sebuah operasi berskala besar, puluhan pesawat Angkatan Udara, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar dan intelijen, di bawah arahan Direktorat Intelijen Militer, menyerang target militer rezim teroris Houthi di daerah Ras Issa dan Hodeidah di Yaman," demikian pernyataan tersebut.
"Target-target tersebut termasuk pembangkit listrik dan sebuah pelabuhan, yang digunakan oleh Houthi untuk memindahkan senjata-senjata Iran ke wilayah tersebut, di samping pasokan militer dan minyak."
"Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan terbaru yang dilakukan oleh rezim Houthi terhadap Negara Israel," tambah pernyataan itu.
Serangan Israel ini terjadi ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat menyusul pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Tel Aviv, dan serangan intensif Israel ke kota-kota di Lebanon sejak 23 September lalu.
MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: Siapa Naim Qassem, Petinggi Hizbullah yang Berpidato setelah Kematian Hassan Nasrallah?