Kementerian Komunikasi Lebanon mengatakan bahwa walkie-talkie yang digunakan dalam serangan hari Rabu, yang menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 450 lainnya, adalah model yang sudah dihentikan produksinya, IC-V82, yang dibuat oleh perusahaan Jepang.
Radio IC-V82 tidak dipasok oleh agen yang diakui, tidak memiliki izin dan tidak diperiksa oleh dinas keamanan, kata kementerian.
ICOM menyatakan bahwa semua radionya diproduksi di Prefektur Wakayama di bawah sistem manajemen yang ketat untuk memastikan tidak ada komponen selain yang ditentukan oleh perusahaan kami yang digunakan dalam suatu produk. “Semua radio kami diproduksi di pabrik yang sama, dan kami tidak memproduksinya di luar negeri,” katanya.
Perusahaan juga mengatakan bahwa produk untuk pasar luar negeri dijual secara eksklusif melalui distributor resmi. Perusahaan telah melakukan kontrol ekspor yang ketat berdasarkan peraturan perdagangan keamanan pemerintah.
Walkie talkie milik Hizbullah meledak hanya selang satu hari setelah insiden serupa terhadap pager. Ledakan walkie talkie menyebabkan 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka pada hari Rabu di markas Hizbullah di Lebanon, kata sejumlah pejabat.
Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan walkie-talkie yang digunakan oleh anggotanya meledak di bentengnya di Beirut. Media pemerintah melaporkan ledakan serupa di Lebanon selatan dan timur.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah ledakan serentak ratusan alat pemanggil yang digunakan oleh Hizbullah menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai hingga 2.800 lainnya di seluruh Lebanon, dalam serangan belum pernah terjadi sebelumnya yang disalahkan pada Israel .
Tidak ada komentar dari Israel. Gedung Putih memperingatkan semua pihak agar tidak melakukan "eskalasi dalam bentuk apa pun.
CNA | JAPAN TIMES
Pilihan editor: Ngeri, Penerbangan ke Australia Tiba-tiba Anjlok 20.000 Kaki dalam 6 Menit