TEMPO.CO, Jakarta - Volker Turk Kepala HAM PBB pada Senin, 9 September 2024, meyakinkan mengakhiri perang Gaza yang hampir satu tahun, adalah prioritas HAM PBB. Turk pun meminta negara-negara di dunia agar mengambil tindakan untuk hal yang disebutnya pengabaian terang-terangan Israel pada hukum internasional di teritorial Palestina yang diduduki.
Menurut catatan otoritas kesehatan Gaza, hampir 41 ribu warga Palestina tewas dalam perang Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023, yang menyandera 250 orang.
“Mengakhiri perang Gaza dan mencegah konflik regional meluas adalah prioritas mutlak dan mendesak. Kita tidak boleh membiarkan ada negara yang mengabaikan hukum internasional, termasuk keputusan mengikat Dewan Keamanan PBB dan putusan Mahkamah Internasional, baik dalam situasi sekarang maupun situasi lainnya,” kata Turk dalam pidato pembukaan HAM PBB di Jenewa.
Turk mengingatkan lagi Mahkamah Internasional pada Juli 2024 menyebut pendudukan Israel ilegal dan situasi ini harus diatasi secara komprehensif. Israel menolak putusan kesimpulan itu dan menyebutnya hanya satu pihak. Komentar Turk disampaikan secara luas yang menyoroti kepemimpinannya di HAM PBB selama empat tahun, yang dia gambarkan banyak tantangan besar di dunia ini serta sebuah krisis kepemimpinan politik.
“Di setiap wilayah di dunia, kami melihat dinamika kekuasaan yang sangat mendalam yang berperan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dengan mengorbankan nilai-nilai HAM universal,” kata Turk.
Sekarang ini tidak ada lagi tempat yang aman di Gaza. Kondisinya sangat menyedihkan. Situasi kesehatan masyarakat berada di luar tingkat krisis. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza menjadi reruntuhan.
Persediaan medis dan bahan bakar langka atau bahkan tidak ada sama sekali. Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza tidak memiliki cukup air minum bersih dan menghadapi tingkat kelaparan yang parah. Lebih dari 50 ribu anak membutuhkan perawatan untuk malnutrisi akut.
Ironisnya, setidaknya setengah dari seluruh misi bantuan kemanusiaan ditolak, dihambat, atau dibatalkan karena alasan operasional atau keamanan. Sejak serangan terhadap penyeberangan perbatasan Rafah, aliran bantuan kemanusiaan yang sangat penting bagi warga Gaza – yang sudah sangat tidak memadai – malah anjlok hingga dua pertiga
Keadaan staf PBB di Palestina yang mendistribusikan bantuan, juga memprihatinkan. Rumah mereka hancur dan orang-orang yang mereka cintai terbunuh. Mereka menempatkan diri dalam bahaya. UNRWA dalam hal ini adalah tulang punggung respons kemanusiaan tersebut
Sumber: reuters
Pilihan editor: Serangan Israel Menewaskan Wakil Direktur Layanan Kedaruratan Sipil di Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini