Melansir AP News, dalam pertemuan itu kedua pemerintah menandatangani perjanjian mengenai peningkatan pembangkit listrik di Ulaanbaatar dan mengenai pasokan bahan bakar penerbangan Rusia ke Mongolia.
Mereka juga sepakat untuk melaksanakan studi lingkungan terhadap sungai tempat Mongolia ingin membangun pembangkit listrik tenaga air yang dikhawatirkan Rusia akan mencemari Danau Baikal. Putin juga menguraikan rencana untuk mengembangkan sistem kereta api antar negara.
Mengingat ketergantungan Mongolia pada Rusia dan China untuk perdagangan, energi, dan keamanan, hampir tidak mungkin mengharapkan pemerintah akan menangkap Putin.
Ukraina Kecam Tindakan Mongolia
Kunjungan Putin memicu Ukraina mengecam tindakan Mongolia dan menyebutnya sebagai pukulan terhadap keadilan. “Kegagalan Mongolia untuk menindaklanjuti penangkapan Putin merupakan pukulan berat bagi Mahkamah Pidana Internasional dan sistem hukum pidana," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhiy Tykhyi.
Menurut Tykhy, Mongolia telah membiarkan ‘pelaku kriminal’ melarikan diri dari peradilan sehingga tindakan itu sama dengan berbagi tanggung jawab atas kejahatan perang yang telah dilakukan Putin. Kyev akan bekerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk memastikan Ulaanbaatar mendapat konsekuensi atas tindakannya ini.
"Mongolia telah membiarkan seorang terdakwa kriminal menghindari keadilan, sehingga ikut bertanggung jawab atas kejahatan perang," tulis Tykhyi di aplikasi perpesanan Telegram.
TEMPO | REUTERS | RT | AP | NPR