Apa tanggapan Israel?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa, 3 September 2024, bahwa pemerintah Inggris membuat "keputusan yang memalukan" ketika menangguhkan beberapa lisensi ekspor senjata ke Israel.
"Keputusan yang memalukan ini tidak akan mengubah tekad Israel untuk mengalahkan Hamas, sebuah organisasi teroris genosida yang dengan kejam membunuh 1.200 orang pada tanggal 7 Oktober lalu, termasuk 14 warga negara Inggris," ujar Netanyahu dalam sebuah unggahan di media sosial.
"Hamas masih menahan lebih dari 100 sandera, termasuk 5 warga negara Inggris. Alih-alih berdiri bersama Israel, sesama negara demokrasi yang membela diri dari kebiadaban, keputusan Inggris yang salah arah hanya akan membuat Hamas semakin berani," kata Netanyahu.
"Dengan atau tanpa bantuan Inggris, Israel akan memenangkan perang ini dan mengamankan masa depan kita bersama."
Mengapa suku cadang F-35 sebagian besar dikecualikan?
Pemerintah Inggris telah mengatakan tidak akan lagi mengirim komponen pesawat tempur secara langsung ke Israel. Namun, suku cadang pesawat itu masih akan masuk ke Israel - dan kemungkinan besar akan digunakan di Gaza - melalui program internasional.
Program ini melibatkan puluhan perusahaan yang berbasis di negara-negara Barat yang bersekutu dengan Israel, terutama Amerika Serikat. Setidaknya 15 persen dari nilai setiap pesawat tempur F-35 buatan AS diproduksi oleh Inggris, menurut penelitian yang dilakukan oleh Campaign Against Arms Trade (CAAT) yang berbasis di Inggris.
Argumen yang disampaikan pemerintah Inggris untuk mengecualikan suku cadang yang dipasok melalui program ini adalah bahwa penangguhan apa pun "tidak mungkin dilakukan tanpa menimbulkan dampak signifikan terhadap armada F-35 global dengan implikasi serius bagi perdamaian dan keamanan internasional".
Namun, pengumuman Lammy muncul pada hari yang sama ketika outlet berita Denmark Daglabet Information, bersama dengan LSM Danwatch, dapat secara definitif mengkonfirmasi - untuk pertama kalinya - penggunaan pesawat tempur siluman F-35 untuk melakukan serangan spesifik di Gaza.
Mereka melaporkan, setelah mengkonfirmasi dengan militer Israel, bahwa salah satu pesawat tempur tersebut digunakan untuk menjatuhkan tiga bom buatan Amerika Serikat di sebuah "zona kemanusiaan" bagi para pengungsi Palestina di al-Mawasi, Gaza selatan, sebuah serangan yang menewaskan sedikitnya 90 orang dan melukai 300 orang lainnya.
Pembenaran yang disampaikan oleh Israel adalah bahwa mereka menargetkan kepala militer Hamas, Mohammed Deif, dan yang lainnya - sebuah serangan yang kemudian diklaim berhasil.
Hamas belum mengkonfirmasi kematian Deif. Serangan Israel menggunakan klaim yang sama dengan yang digunakannya setelah semua serangannya yang menimbulkan korban jiwa yang secara tidak proporsional telah menewaskan warga sipil, terutama anak-anak.