TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Korea Selatan pada Senin 2 September 2024 berencana mengerahkan dokter militer ke ruang gawat darurat rumah sakit publik. Seperti dilansir Reuters, hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran yang meningkat terkait kemungkinan terganggunya layanan darurat selama liburan Chuseok akibat aksi mogok kerja berkepanjangan para dokter junior.
Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah akan mengirim sekitar 250 dokter militer dan kesehatan masyarakat untuk menangani layanan darurat sebelum dan sesudah liburan yang berlangsung dari 14 hingga 18 September mendatang.
“Kami sedang memperkuat tenaga medis dengan memanfaatkan dokter militer dan dokter kesehatan masyarakat, sambil merekrut perawat dan dokter kontrak,” kata Park.
Kementerian mencatat bahwa jumlah dokter, termasuk spesialis dan dokter junior, yang saat ini bekerja di ruang gawat darurat mencapai 73,4 persen dari kapasitas biasanya.
Kendati demikian, Park membantah peringatan beberapa dokter bahwa sistem Kesehatan Korea Selatan berada di ambang kehancuran.
Pemogokan yang dilakukan oleh dokter-dokter muda telah meningkatkan tekanan pada sistem medis, namun Park mengatakan bahwa meskipun beberapa rumah sakit telah mempersingkat jam operasional ruang gawat darurat (UGD) dan bekerja dengan lebih sedikit dokter, laporan bahwa beberapa rumah sakit besar telah menangguhkan operasi adalah “kabar salah.”
“Kapasitas medis darurat secara keseluruhan memang ada beberapa kesulitan, tetapi ini bukan situasi di mana kita harus khawatir akan kolapsnya sistem seperti yang diperingatkan beberapa orang,” kata Park dalam sebuah pengarahan.
Dari 409 ruang gawat darurat di seluruh negeri, 406 di antaranya tetap beroperasi 24 jam, meskipun 27 ruang gawat darurat telah mengurangi jumlah tempat tidur.
Hingga Jumat, total jumlah tempat tidur yang tersedia di lembaga-lembaga medis darurat mencapai 5.918 atau 97,5 persen dari 6.069 tempat tidur yang tercatat pada minggu pertama Februari, tepat sebelum aksi mogok kerja para dokter junior berlangsung.
Beberapa jam sebelum pernyataan Park, asosiasi profesor sekolah kedokteran nasional mengatakan bahwa banyak ruang gawat darurat rumah sakit tidak memberikan layanan normal dan keruntuhan sistem layanan Kesehatan Korea Selatan sudah mulai terjadi.
Ribuan dokter peserta pelatihan, termasuk dokter magang dan dokter residen, mengundurkan diri pada Februari untuk memprotes rencana menambah jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 per tahun. Pemerintah mengklaim hal ini untuk memenuhi proyeksi akan kekurangan dokter yang parah.
Rumah sakit yang selama ini mengandalkan dokter yang masih dalam pelatihan di berbagai disiplin ilmu kedokteran harus menolak pasien di ruang gawat darurat, dengan alasan kekurangan staf, sementara dokter yang ada mengalami beban kerja yang lebih berat, kata pemerintah.
Ada kekhawatiran khusus mengenai dampak liburan musim gugur selama tiga hari yang dimulai pada 16 September, yang dapat memberikan tekanan lebih besar pada operasional UGD. Pemerintah mengatakan sedang menyiapkan 4.000 klinik lokal dan rumah sakit kecil yang akan dibuka secara bergantian selama liburan.
Pilihan Editor: Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik
REUTERS