TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia pada 2 September 2024, menjadi tuan rumah pertemuan Joint Leaders' Session High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia Afrika Forum yang ke-2 (IAF 2) di Bali. Total delegasi yang hadir untuk kedua event tersebut, lebih dari 1.400 orang dari 29 negara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan kegiatan HLF-MSP dan IAF tidak saja dalam bentuk pertemuan pleno, namun juga dalam bentuk Leaders' talk, business matching, diskusi panel, dan juga side events. Di sela-sela kedua pertemuan tersebut, Indonesia juga akan melakukan pertemuan Konsul Kehormatan Indonesia di Afrika karena Konsul Kehormatan ini adalah “jembatan" Indonesia dalam memperkokoh hubungan bilateral dengan negara-negara Afrika.
Menurut Retno, IAF yang ke-2 bertujuan adalah memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Hubungan politik dan historis antara Indonesia dan Afrika telah terbangun kokoh sejak 1955, dan fondasi yang kokoh tersebut penting digunakan untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Retno memaparkan tiga alasan mengapa IAF penting.
Pertama, melalui IAF Indonesia menyerukan soliditas Global South untuk menjadi penggerak perubahan. Pasalnya, kondisi global saat ini semakin mengkhawatirkan sehingga mengakibatkan perekonomian global menjadi tidak menentu. Negara berkembang, negara-negara dari Global South, adalah yang paling terkena dampaknya. Oleh karena itu, negara-negara Global South harus memiliki semangat yang sama untuk menjadi bagian penting dari perubahan dan menjadi bagian dari solusi melalui kemitraan dan kerja sama yang lebih solid.
"Keinginan memperkuat kerjasama selatan-selatan sangat jelas. Dan Spirit Bandung dijadikan kompas yang digunakan untuk menavigasi kerjasama selatan-selatan," kata Retno.
Kedua, terus mengobarkan Spirit Bandung, di mana kedekatan historis Indonesia dengan negara-negara Afrika harus terus dijaga, dan Semangat Bandung perlu terus dikobarkan. Pada 2013, Uni Afrika telah mencanangkan “Africa Agenda 2063", yang memuat peta jalan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkesinambungan bagi negara-negara Afrika untuk 50 tahun ke depan. Beberapa negara bahkan menyebutkan Spirit Bandung akan menjadi kompas dalam menavigasi upaya pembangunan dan kerja sama antar negara-negara selatan.
Ketiga, alasan kenapa IAF penting adalah forum ini sebagai salah satu 'kendaraan' Indonesia untuk memperkuat kemitraan dengan Afrika. Pasalnya, Afrika diproyeksikan menjadi continent of the future atau kontinen masa depan. Peluang kerja samanya sangat besar. Tahun lalu, pertumbuhan ekonominya mencapai 4 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 2,7 persen. Afrika juga miliki bonus demografi, dengan populasi penduduk usia muda yang besar. Selain itu, Afrika juga diberkahi dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral kritis.
Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika terus meningkat dari waktu ke waktu. Sampai berita ini diturunkan, ada beberapa kerja sama bisnis Indonesia-Afrika yang sudah berjalan, antara lain Indonesia sudah ekspor vaksin ke 41 negara Afrika sejak 2001, pembangunan pabrik mi instan di Nigeria, pengolahan minyak atsiri cengkeh di Zanzibar yang kemudian akan ditambah unit distilasinya di Afrika, ekspor alat pertanian dan pupuk Indonesia ke Afrika.
Di dalam IAF 2024, beberapa penguatan kerja sama ekonomi juga dilakukan antara lain MoU pengembangan Geothermal antara PLN dengan TANESCO Tanzania; Master Agreement kerja sama transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dengan Atlantic Lifesciences Ghana; MoU kerja sama bidang farmasi antara Biofarma dengan Natpharm Zimbabwe; Master Agreement kerja sama transfer teknologi vaksin antara Biofarma dan Biovax Kenya; dan ada LoI antara PT DI dengan ADTrade tentang pembelian dan perawatan pesawat oleh Republik Demokratik Kongo serta dengan Senegal.
Alasan keempat, IAF penting untuk mendorong percepatan pencapaian target SDGs global mengingat pencapaian target SDGs yang tinggal beberapa tahun lagi sampai di 2030 masih sangat rendah yaitu baru 17 persen.
Pilihan editor: TK di Belgorod Rusia Diliburkan Sementara karena Serangan Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini