Sejumlah anggota Senat Amerika Serikat dari Partai Demokrat pada Minggu, 1 September 2024, menyerukan agar Hamas Israel melakukan gencatan senjata setelah enam sandera yang ditahan Hamas, ditemukan tewas dalam sebuah terowongan di Gaza. Sedangkan politikus Partai Republik mengkritik Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris karena dianggap tidak memberikan dukungan kuat ke Tel Aviv.
Israel menemukan enam jenazah sandera dari sebuah terowongan di Gaza, di mana para sandera itu tampaknya sudah tewas sebelum ditemukan tentara Israel. Kejadian ini memicu gelombang unjuk rasa pada Minggu, 1 September 2024, dan muncul seruan mogok kerja karena Tel Aviv dianggap gagal menyelamatkan para sandera.
Militer Israel mengidentifikasi jenaza-jenazah itu adalah Hersh Goldberg-Polin yang merupakan warga negara Israel-Amerika, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi dan Ori Danino. Seluruh jenazah sudah dibawa ke Israel.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah berbicara pada ayah-ibu Goldberg-Polin yang bernama Rachel Goldberg dan Jon Polin yang mendatangi konvensi nasional Partai Demokrat. Dalam kesempatan itu, Biden menyampaikan rasa prihatin atas kejadian ini. Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan pada Minggu, 1 September 2024, menggelar rapat virtual dengan keluarga para sandera warga negara Amerika Serikat yang masih ditahan Hamas di Gaza.
Dick Durbin, anggota Senat dari Partai Demokrat menulis di X betapa dia sangat sedih dan terpukul dengan kabar kematian Goldberg-Polin. Dia pun menyerukan sentimen pada para pejabat dan anggota parlemen Amerika Serikat.
“Sebuah gencatan senjata harus segera dilakukan sehingga para sandera bisa dibebaskan, bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan sebuah visi jangka panjang unutk mewujudkan perdamaian dan stabilitas,” kata Durbin.
Sebelumnya Ketua serikat buruh di Israel Arnon Bar-David menyerukan dilakukan aksi mogok kerja selama satu hari pada Senin, 02 September 2024, sebagai bentuk tekanan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar membawa pulang sandera yang saat ini masih ditahan Hamas di Gaza. Ribuan warga Israel turun ke jalan sebagai bentuk protes agar sandera segera dibebaskan.
Dampak dari ancaman mogok kerja ini, pada Senin, 02 September 2024, Bandara Ben Gurion mulai pukul 8 pagi akan ditutup. Layanan warga sipil di Tel Aviv juga hanya beroperasi setengah hari.
Asosiasi manufaktur Israel mendukung aksi mogok kerja ini dan menuduh Tel Aviv sudah gagal melakukan tugas moralnya untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: ICC Minta Mongolia Penjarakan Vladimir Putin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini