TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden atau Pilpres Amerika Serikat 2024, sejumlah lembaga survei terus melakukan survei kepada pemilih terdaftar AS terkait siapa yang akan mereka pilih, apakah Kamala Harris ataukah Donald Trump.
Diketahui Pilpres AS 2024 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Kamala Harris- Tim Walz dan Donald Trump-J.D. Vance.
Keduanya bakal memperebutkan kursi presiden dan wakil presiden AS pada pemilu yang akan berlangsung pada 5 November 2024. Lantas, bagaimana hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei di AS?
Menurut jajak pendapat yang dirilis pada Selasa, 27 Agustus 2024, Kamala Harris yang kini menjabat Wakil Presiden Amerika Serikat unggul empat poin atas calon presiden partai Republik Donald Trump usai berakhirnya Konvensi Nasional Partai Demokrat pekan lalu.
Jajak pendapat yang dilakukan Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA mendapati bahwa Harris memimpin atas Trump dengan perolehan dukungan 47 persen berbanding 43 persen di kalangan pemilih Amerika dan margin tersebut tetap sama di kalangan pemilih potensial dengan Harris didukung 49 persen dan Trump 45 persen.
Harris mendapat dukungan kuat di antara pemilih perempuan sebesar 53 persen dibanding pemilih pria yang hanya 45 persen.Harris juga unggul di antara pemilih kulit hitam dan Latin – dengan masing-masing 73 persen dan 51 persen mendukungnya.
Harris menjadi calon Demokrat tak lama setelah Presiden AS Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan akhir bulan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas persoalan ketajaman mentalnya pada usia 81 tahun.
Perombakan tiket Demokrat telah mengirimkan gelombang kejutan dalam pencalonan Gedung Putih karena Harris terus mendapatkan dukungan yang telah hilang dari Biden dalam beberapa bulan terakhir, khususnya di 'negara bagian penting yang pemilihnya kerap berpindah partai'.
Kamala Harris seorang politikus sekaligus pengacara Amerika Serikat yang menjabat sebagai Wakil Presiden Ke-49 Amerika Serikat. Dia juga perempuan pertama Wakil Presiden AS. Nama Harris ramai diperbincangkan di dunia politik setelah Presiden AS Joe Biden menyatakan mundur dalam pencalonan presiden AS pada November mendatang.
"Sejak ia naik ke posisi puncak, Wakil Presiden Harris telah berhasil menarik minat pemilih perempuan, dan kesenjangan gender semakin terlihat jelas," kata Luzmarina Garcia, asisten profesor ilmu politik di FAU, dalam sebuah pernyataan.
"Harris juga telah membangun kembali keunggulan Partai Demokrat di mata pemilih minoritas," kata Garcia.
Trump juga mengalami penurunan dukungan di kalangan pemilih independen secara signifikan sejak Harris menjadi calon dari Partai Demokrat. Harris kini memperoleh dukungan dari 48 persen kelompok kritis tersebut, dibandingkan dengan hanya 35 persen yang mendukung Trump.
“Trump kehilangan dukungan dari kalangan Independen dibandingkan pada Juli, yang mungkin merupakan hasil dari konvensi Partai Demokrat dan masih harus diperhatikan,” kata profesor ilmu politik FAU Dukhong Kim. “Jika pola ini terus berlanjut, akan sulit bagi Trump untuk mempertahankan keunggulan dalam pemilihan.”
Meski demikian, Trump tetap mendominasi pemilih kulit putih dengan dukungan 59 persen.
ANTARA
Pilihan editor: Survei Reuters: Kamala Harris Perlebar Keunggulan Atas Trump