TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan di Jalur Gaza mengonfirmasi kasus polio pertama dalam 25 tahun terakhir pada awal bulan ini.
Infeksi dan kelumpuhan parsial yang dialami oleh Abdul-Rahman Abu Al-Jidyan, yang berusia hampir satu tahun, telah mempercepat rencana kampanye vaksinasi massal untuk anak-anak di daerah kantong Palestina yang dimulai pada 1 September.
Jeda tiga hari dalam pertempuran di masing-masing dari tiga zona di Gaza telah disepakati oleh Israel dan Hamas untuk memberikan kesempatan kepada ribuan pekerja PBB untuk memberikan vaksin.
Dari mana infeksi itu berasal?
Jenis yang sama yang kemudian menginfeksi bayi Palestina, dari virus polio tipe 2 yang juga terdeteksi dalam air limbah di beberapa negara maju dalam beberapa tahun terakhir, terdeteksi pada bulan Juli di enam sampel limbah yang diambil di Khan Younis dan Deir al Balah.
Tidak jelas bagaimana strain ini tiba di Gaza, tetapi pengurutan genetik menunjukkan bahwa strain ini mirip dengan varian yang ditemukan di Mesir yang mungkin telah diperkenalkan sejak September 2023, kata WHO.
Badan kesehatan PBB itu mengatakan bahwa penurunan vaksinasi rutin di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Gaza, telah berkontribusi pada kemunculan kembali virus tersebut.
Cakupan vaksinasi polio, yang terutama dilakukan melalui imunisasi rutin, diperkirakan mencapai 99% pada 2022 dan turun menjadi 89% pada 2023. Para petugas kesehatan mengatakan bahwa penutupan banyak rumah sakit di Gaza, sering kali karena serangan Israel atau pembatasan bahan bakar, telah berkontribusi pada tingkat vaksinasi yang lebih rendah. Israel menyalahkan Hamas, dengan mengatakan bahwa mereka menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer.
Para pekerja bantuan mengatakan kondisi sanitasi yang buruk di Gaza, di mana selokan terbuka dan tumpukan sampah merupakan hal yang lumrah setelah hampir 11 bulan perang, telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penyebaran virus ini.
Apakah Hamas dan Israel telah menyepakati jeda?
Ya, dan jeda yang direncanakan ini tidak terkait dengan negosiasi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan untuk mencoba menyepakati penghentian pertempuran di Gaza dan pemulangan para sandera Israel dan asing sebagai imbalan bagi para tawanan Palestina yang ditahan Israel.
COGAT, badan Israel yang mengkoordinasikan administrasi di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan bahwa jeda tersebut akan dikoordinasikan sebagai bagian dari serangkaian jeda kemanusiaan yang dilaksanakan secara berkala sejak dimulainya kampanye Israel di Gaza pada Oktober.
Hamas juga telah menyetujui jeda waktu, yang menurut PBB diperlukan agar kampanye dapat dimulai. Putaran kedua vaksinasi akan dilakukan setelah putaran pertama selesai.
WHO mengatakan bahwa militer Israel dan Hamas telah menyetujui tiga jeda tiga hari yang terpisah dalam pertempuran untuk memungkinkan putaran pertama vaksinasi dilakukan oleh badan-badan PBB yang berkoordinasi dengan kementerian kesehatan Palestina.