TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 74 orang, termasuk 21 separatis dan 14 personel keamanan, tewas dalam serangkaian serangan militan separatis terhadap kantor polisi, jalur kereta api dan jalan raya di provinsi Balochistan yang berlangsung selama beberapa jam di barat daya dan barat laut Pakistan.
Menurut laporan pejabat dan media lokal pada Senin, milisi separatis melakukan serangan terkoordinasi terhadap tentara di distrik Musakhel, Qalat, dan Lasbela, yang mengakibatkan tewasnya 21 milisi dan 10 pasukan paramiliter, kata pihak militer dalam sebuah pernyataan.
Sebanyak empat personel lembaga penegak hukum lainnya juga tewas dalam bentrokan tersebut, lanjut pernyataan itu.
"Operasi pembersihan sedang dilakukan dan para pelaku, penghasut, fasilitator, serta pihak-pihak yang membantu dalam tindakan keji dan pengecut ini, yang menargetkan warga sipil tak bersalah, akan diadili," tambah pernyataan tersebut.
Terduga kelompok separatis membunuh 23 penumpang di provinsi Balochistan barat daya pada Senin pagi setelah memaksa mereka turun dari beberapa kendaraan di sebuah jalan tol.
Aksi penurunan paksa di jalan tol itu adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan di provinsi tersebut.
Insiden ini terjadi di dekat distrik Musakhel, di mana militan bersenjata berat memblokir jalan utama, menghentikan beberapa kendaraan, dan menurunkan penumpang sebelum menembaki mereka.
Kepala Menteri Balochistan, Sarfraz Bugti, memastikan kejadian insiden tersebut, dan mengatakan bahwa separatis menargetkan orang-orang "tak bersalah," dan berjanji bahwa mereka serta "fasilitator" mereka akan diadili.
Menurut polisi, para penyerang membakar setidaknya 10 kendaraan sebelum melarikan diri.
Stasiun televisi lokal Geo News menayangkan rekaman beberapa kendaraan yang terbakar di sepanjang jalan.
Shahid Rind, juru bicara pemerintah Balochistan, mengatakan kepada wartawan bahwa para separatis memeriksa bus dan truk serta memeriksa identitas penumpang sebelum membunuh mereka.
Orang-orang yang tewas disebutkan berasal dari bagian timur laut provinsi Punjab.
Lalu lintas kereta api dengan Quetta dihentikan menyusul ledakan di jembatan kereta api yang menghubungkan ibu kota provinsi tersebut dengan seluruh Pakistan, serta di jalur kereta api ke negara tetangga Iran, kata pejabat kereta api Muhammad Kashif.
Polisi mengatakan mereka menemukan enam mayat yang belum teridentifikasi di dekat lokasi penyerangan di jembatan kereta api.
Sementara itu, lima orang lainnya tewas dalam bentrokan semalam antara militan dan polisi di Jalan Raya Nasional di distrik Qalat.
Secara terpisah, polisi setempat menemukan empat jenasah dengan luka tembak di pegunungan distrik Bolan.
Penyerang bersenjata juga menyerbu dan menguasai sebuah kantor polisi di distrik Mastung, provinsi tersebut, selama beberapa jam. Mereka membakar dokumen dan beberapa kendaraan yang diparkir di dalam kantor polisi.
Serangan paling luas yang dilakukan oleh pemberontak etnis Balochistan dalam beberapa tahun ini merupakan bagian dari upaya selama puluhan tahun untuk memenangkan pemisahan diri dari provinsi barat daya yang kaya sumber daya. Wilayah ini merupakan lokasi proyek-proyek besar yang dipimpin Cina, seperti pelabuhan strategis dan tambang emas dan tembaga.
Tentara Pembebasan Balochistan, sebuah kelompok separatis terlarang, dalam pernyataan kepada media lokal, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok itu telah lama menargetkan pasukan keamanan dan warga non-Baloch di provinsi tersebut.
Balochistan yang kaya akan mineral adalah provinsi terbesar tetapi termiskin di Pakistan. Pasukan keamanan telah lama menghadapi pemberontakan intensitas rendah dari separatis Baloch, yang mengklaim provinsi tersebut telah diabaikan dalam hal pembangunan besar.
Provinsi ini juga merupakan rute kunci untuk proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC) senilai US$64 miliar atau sekitar Rp991 triliun, yang bertujuan untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di barat laut China yang strategis dengan pelabuhan Gwadar di Balochistan melalui jaringan jalan, rel kereta api, dan pipa untuk transportasi kargo, minyak, dan gas.
Pilihan Editor: Dua Bom Meledak, 24 Orang Tewas Sehari sebelum Pemilu Pakistan
ANADOLU | AL ARABIYA