Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kilas Balik Eksekusi Marie Antoinette: Menggunakan Pisau Guillotine sebagai Simbol Revolusi

image-gnews
Lukisan Marie Antoinette karya Elisabeth-Louise Vigee-Le Brun. Wikipedia
Lukisan Marie Antoinette karya Elisabeth-Louise Vigee-Le Brun. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 16 Oktober 1793, eksekusi Maria Antoinette, ratu Perancis yang terlibat dalam kekacauan Revolusi Perancis, tidak hanya menandai akhir dari seorang tokoh sejarah tetapi juga menjadi momen penting dalam sejarah penggunaan guillotine. Keputusan untuk menggunakan guillotine dalam eksekusi Marie Antoinette mencerminkan berbagai aspek sosial, politik, dan simbolik dari masa Revolusi.

Artikel ini meneliti kembali peristiwa tersebut, mengulas konteks penggunaan guillotine, serta dampak dari eksekusi ini.

Marie Antoinette, lahir sebagai putri Austria, menikah dengan Louis XVI dan menjadi ratu Perancis pada tahun 1774. Selama periode Revolusi Perancis, ia mengalami penurunan drastis dari posisi sosialnya. Setelah pelarian yang gagal dari Paris dan tertangkap kembali pada Juni 1791, Maria Antoinette menghadapi serangkaian tuduhan berat. Ia dituduh terlibat dalam konspirasi dengan kekuatan asing dan berusaha menggulingkan pemerintah Republik Perancis yang baru berdiri.

Pada bulan September 1793, Maria Antoinette diadili di Pengadilan Revolusi. Setelah persidangan yang singkat dan penuh tekanan, ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Eksekusi ini dilakukan di Place de la Révolution, sekarang dikenal sebagai Place de la Concorde, di Paris.

Guillotine, alat pemenggal kepala yang terkenal, telah diperkenalkan sebagai metode eksekusi resmi selama Revolusi Perancis. Didesain oleh Dr. Joseph-Ignace Guillotin, alat ini dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan hukuman mati yang cepat dan manusiawi, dan untuk menekankan kesetaraan di hadapan hukum.

Desain guillotine terdiri dari sebuah pisau besar yang dijatuhkan dari ketinggian untuk memenggal kepala dengan cepat. Alat ini dipilih karena dianggap lebih efisien dan kurang menyakitkan dibandingkan metode eksekusi lainnya seperti gantung atau pemenggalan kepala dengan pedang. Pilihan ini juga merupakan bentuk pernyataan revolusioner, menandai pengakhiran kekuasaan aristokrasi dan simbolisme dari kesetaraan di era revolusi.

Pada hari eksekusi, Maria Antoinette mengenakan gaun putih dan topi hitam, sebuah simbol kematian. Dia diarak dari Penjara Conciergerie ke lokasi eksekusi dengan kereta terbuka, dan kerumunan besar berkumpul untuk menyaksikan proses tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eksekusi Maria Antoinette dilakukan dengan guillotine yang telah disiapkan di alun-alun. Meskipun sebagian besar eksekusi menggunakan guillotine dilakukan dengan cepat dan efisien, dalam kasus Maria Antoinette, prosesnya juga dipenuhi dengan simbolisme. Maria Antoinette, sebagai mantan ratu, dieksekusi dengan cara yang sama seperti orang biasa, menegaskan prinsip revolusioner tentang kesetaraan di hadapan hukum.

Kehadiran massa yang menyaksikan eksekusi dan ketertarikan publik pada peristiwa tersebut menambah lapisan simbolik. Eksekusi ini tidak hanya menandai akhir kehidupan Maria Antoinette tetapi juga berfungsi sebagai pernyataan kuat tentang kemenangan Revolusi atas sistem lama yang dianggap korup dan tidak adil.

Eksekusi Maria Antoinette dengan guillotine memiliki dampak yang mendalam pada masyarakat Perancis dan sejarah dunia. Bagi pendukung Revolusi, ini adalah contoh penegakan hukum yang tidak pandang bulu dan representasi dari keadilan yang dituntut oleh rakyat. Namun, bagi lawan-lawan revolusi dan pengikut monarki, eksekusi ini menjadi simbol kekejaman dan ekstremisme Revolusi.

Selain itu, penggunaan guillotine terus berlanjut selama periode Reign of Terror, di mana ribuan orang dieksekusi dengan alat yang sama. Meskipun guillotine dikenal sebagai metode eksekusi yang efisien dan ‘humanis’ pada zamannya, ia juga menjadi simbol dari teror dan kekacauan yang melanda Prancis pada saat itu.

Eksekusi Marie Antoinette pada 16 Oktober 1793 merupakan momen penting dalam sejarah penggunaan guillotine, menandai peralihan kekuasaan yang dramatis dan perubahan dalam cara pelaksanaan hukuman mati. Penggunaan guillotine dalam eksekusi ini mencerminkan prinsip-prinsip revolusi—kesetaraan, efisiensi, dan penegakan hukum—sambil juga menunjukkan dampak dari kekacauan dan konflik yang melanda Perancis pada masa itu. Sebagai salah satu momen penting dalam sejarah, eksekusi Maria Antoinette tetap menjadi simbol dari era revolusi yang penuh dengan perubahan dan turbulensi.

AULIA SABRINI SARAGIH | MUHAMMAD FRIA FACHRAMA S
Pilihan editor: 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iran Gelar Eksekusi Publik Langka atas Pembunuh Pengacara

16 hari lalu

Ilustrasi eksekusi mati
Iran Gelar Eksekusi Publik Langka atas Pembunuh Pengacara

Iran pada Senin melakukan eksekusi publik yang jarang terjadi terhadap seorang pria atas pembunuhan seorang pengacara


Marie Antoinette, Ratu Prancis Berakhir Hidup Tragis Tergulung Revolusi Prancis

18 hari lalu

Lukisan 'Revolusi Prancis' karya Eugene Delacroix.
Marie Antoinette, Ratu Prancis Berakhir Hidup Tragis Tergulung Revolusi Prancis

Kisah hidup Ratu terakhir Prancis Marie Antoinette


Marie Antoinette: Ratu Prancis yang Terkenal dengan Gaya Hidup Mewah

19 hari lalu

Lukisan Marie Antoinette karya Elisabeth-Louise Vigee-Le Brun. Wikipedia
Marie Antoinette: Ratu Prancis yang Terkenal dengan Gaya Hidup Mewah

Marie Antoinette, tokoh sejarah yang sangat dikenal, sering menjadi simbol dari kemewahan dan extravaganza era Prancis sebelum Revolusi Prancis


Erina Gudono Sang Marie Antoinette Abad ke-21? Foya-foya di Tengah Panasnya Politik Dalam Negeri

19 hari lalu

Foto cuplikan story IG Erina Gudono yang diduga diambil dari atas jet pribadi dan foto Kaesang bersama Erina saat berada di California, AS. Instagram
Erina Gudono Sang Marie Antoinette Abad ke-21? Foya-foya di Tengah Panasnya Politik Dalam Negeri

Kronologi sebutan Marie Antoinette abad 21 untuk Erina Gudono pada saat panasnya politik Indonesia


Tak Hanya Erina Gudono, Perilaku Boros Marie Antoinette Juga Pernah Dikaitkan dengan Istri Penguasa Filipina

19 hari lalu

Perhiasan milik Imelda Marcos yang disita negara rencananya akan dijual demi kepentingan publik. Sumber: Reuters/asiaone.com
Tak Hanya Erina Gudono, Perilaku Boros Marie Antoinette Juga Pernah Dikaitkan dengan Istri Penguasa Filipina

Hingga kini, perilaku pamer gaya hidup mewah masih saja dilakukan keluarga penguasa. Ada Erina Gudono hingga Imelda Marcos. Marie Antoinette baru?


Arab Saudi Eksekusi Warganya atas Tuduhan Terorisme

57 hari lalu

Ilustrasi eksekusi mati
Arab Saudi Eksekusi Warganya atas Tuduhan Terorisme

Seorang pria di Arab Saudi dieksekusi mati atas tuduhan terorisme.


Aparat Gabungan Kosongkan Kantor PKBI, Buntut Konflik dengan Kemenkes

10 Juli 2024

Pengosongan kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Hang Jebat, Jakarta Selatan pada Rabu, 10 Juli 2024. Pihak PKBI menuding eksekusi dilakukan secara paksa. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Aparat Gabungan Kosongkan Kantor PKBI, Buntut Konflik dengan Kemenkes

Aparat gabungan mengosongkan Kantor PKBI di Jalan Hang Jebat, Jakarta Selatan. Kantor itu menjadi obyek konflik antara PKBI dengan Kemenkes.


Jauhi Paris yang Ramai, Ini Destinasi Wisata Tersembunyi di Seine-Saint-Denis

6 April 2024

Basilika Saint-Denis. Instagram.com/@basiliquesaintdenis
Jauhi Paris yang Ramai, Ini Destinasi Wisata Tersembunyi di Seine-Saint-Denis

Berikut ini beberapa destinasi hidden-gem yang dapat ditemukan di Seine-Saint-Denis, Paris


Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

24 Januari 2024

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee berjalan saat upacara di Amsterdam, Belanda 12 Desember 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw/File Foto
Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

Rekaman kamera tersembunyi yang menunjukkan Ibu Negara menerima tas Dior sebagai hadiah mengancam peluang Presiden Yoon dan partainya dalam Pemilu.


234 Tahun Revolusi Prancis, Apa Peran Napoleon Bonaparte?

15 Juli 2023

Lukisan 'Revolusi Prancis' karya Eugene Delacroix.
234 Tahun Revolusi Prancis, Apa Peran Napoleon Bonaparte?

Revolusi Prancis terjadi pada 14 Juli 1789, ditandai tumbangnya Raja Louis XVI. Apa penyebab revolusi ini, dan apa peran Napoleon Bonaparte?