TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Lebanon pada Sabtu, 3 Agustus 2024, meminta warga AS untuk segera meninggalkan Lebanon menyusul kondisi keamanan yang memburuk di Timur Tengah.
"Kami mengimbau warga yang akan meninggalkan Lebanon untuk segera memesan tiket penerbangan yang tersedia, bahkan jika belum ada pesawat yang terbang dalam waktu dekat atau tidak mengikuti rute normal mereka," demikian keterangan Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan.
Ditambahkan, warga AS yang kekurangan uang untuk kembali ke AS bisa menghubungi kedutaan untuk mendapatkan bantuan lewat pinjaman repatriasi. Kedutaan Besar AS mengatakan meski beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan atau membatalkan penerbangan, warga AS harus mencari pilihan transportasi komersial yang masih tersedia, karena evakuasi militer bagi warga sipil jarang dilakukan.
Warga AS yang memilih tetap tinggal di Lebanon disarankan untuk bersiap menghadapi situasi darurat dalam waktu yang cukup lama. Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan AS mengatakan pihaknya sedang melakukan penyesuaian penempatan pasukan di Timur Tengah menyusul ketegangan yang meningkat di kawasan itu. AS juga mengerahkan armada kapal perang dan sistem pertahanan rudal tambahan ke kawasan tersebut.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Yerusalem mengeluarkan peringatan keamanan yang meminta warga AS untuk mewaspadai kemungkinan adanya serangan udara mendadak.
Selain Amerika Serikat, Kementerian Luar Negeri Prancis juga pada 2 Agustus 2024, menerbitkan sebuah surat rekomendasi yang meminta warga negara Prancis yang ada di Iran agar meninggalkan negara itu atau menghindari perjalanan ke Iran apapun alasannya. Alasannya, ada risiko peningkatan ketegangan militer di kawasan.
Peringatan dari Kementerian Luar Negeri Prancis ini juga buntut dari pembunuhan terhadap salah satu Ketua Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu, 31 Juli 2024. Iran menyalahkan pembunuhan itu dilakukan Israel, sedangkan Tel Aviv tidak menyangkal atau pun membenarkan tuduhan tersebut. Pembunuhan pada Haniyeh telah memancing naiknya ketegangan antaran Israel dan Iran serta kemarahan dari kelompok Hizbullah yang ada di Lebanon. Laporan sejumlah media di negara-negara Barat menyebut pembalasan Iran terhadap Israel mungkin akan segera terjadi.
“Warga negara Prancis yang saat ini berada di Iran disarankan untuk angkat kaki secepatnya,” demikian pernyataan yang dipublikasi Kementerian Luar Negeri Prancis lewat website mereka.
Sumber: Sputnik-OANA
Pilihan editor: Mendekati Usia 100, Mantan Presiden AS Jimmy Carter Berharap Berikan Suara untuk Kamala Harris
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini