TEMPO.CO, Jakarta - Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, membuang sauh di Kota Busan, Korea Selatan dalam kunjungan selama lima hari. Ia antara lain akan melaksanakan latihan militer trilateral Freedom Edge dengan Korea Selatan dan Jepang. Menurut USNI News, setelah latihan, kapal induk tersebut akan menuju ke Laut Merah, menggantikan USS Dwight D. Eisenhower, yang meninggalkan Timur Tengah pada 22 Juni 2024.
Kim Kang Il, Wakil Menteri Pertahanan Nasional Korea Utara (DPRK), mengecam kunjungan kapal induk itu. “DPRK dengan keras mengutuk upaya-upaya provokatif yang dilakukan Amerika dan Korea Selatan,” kata Kim dalam pernyataan pers yang disiarkan kantor berita pemerintah DPRK KCNA pada Senin, 24 Juni 2024.
“Pengerahan kapal induk nuklir melintasi lautan dari belahan bumi yang berlawanan, puluhan ribu ri (ribuan kilometer) dari Semenanjung Korea, di depan pintu DPRK sama sekali tidak ditujukan untuk 'memperbaiki dan menyesuaikan kembali' pesawat pengangkut dan 'merayakan' persekutuan Korea Selatan-Amerika,” kata Kim.
Kim juga menyebut beberapa langkah Amerika yang dinilai provoktif, seperti latihan militer Korea Selatan-Amerika dengan menjatuhkan bom berpemandu presisi dari pembom strategis B-1B pada 5 Juni 2024 dan “pedoman mengenai rencana strategis nuklir dan operasinya” yang diperiksa kelompok konsultasi nuklir kedua negara (NCG) pada 10 Juni 2024. Ia juga menyebut latihan udara gabungan khusus yang dilakukan oleh kedua negara itu pada 17-20 Juni 2024.
“Ini adalah contoh umum yang menunjukkan mengapa situasi regional semakin buruk,” katanya. “Ini merupakan permainan dan petualangan yang sangat berbahaya bagi Amerika dan Korea Selatan jika melakukan demonstrasi bersenjata di hadapan DPRK.”
Angkatan Laut Korea Selatan menyatakan bahwa kapal induk USS Roosevelt tiba di Pangkalan Militer Busan pada pagi hari tanggal 22 Juni 2024. Kedatangannya diikuti kapal perusak USS Halsey dan USS Daniel Inouye. Ini pertama kalinya USS Roosevelt memasuki negara tersebut.
“Militer kami akan segera, tegas, dan menyeluruh menghukum setiap provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara dan aliansi Korea Selatan-Amerika akan mendukung perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan berdasarkan sistem kerja sama yang erat,” kata Brigadir Jenderal Lee Jae-seop, Kepala Pusat Operasi Maritim Komando Operasi Angkatan Laut Korea Utara, dalam rilis Angkatan Laut Korea Selatan.
Kunjungan kapal induk USS Roosevelt ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea setelah Korea Utara meluncurkan kapal selam nuklir baru di awal Mei lalu. Pyongyang juga berjanji akan meluncurkan satelit mata-mata militer lagi pada Juni ini setelah sebelumnya dua kali gagal.
Pilihan editor: