Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kementerian Kesehatan Rusia Umumkan Vaksin untuk Lawan Kanker Masuk Tahap Finalisasi

Reporter

image-gnews
Kecintaan Veronica Leaning, 78 tahun, pada kisah Harry Potter mendorongnya membuat suatu permintaan tak biasa sebelum ajal menjeput. Leaning, yang seorang penderita kanker, ingin acara pemakamannya bertema Harry Potter. sumber: Grimsby Telegraph/mirror.co.uk
Kecintaan Veronica Leaning, 78 tahun, pada kisah Harry Potter mendorongnya membuat suatu permintaan tak biasa sebelum ajal menjeput. Leaning, yang seorang penderita kanker, ingin acara pemakamannya bertema Harry Potter. sumber: Grimsby Telegraph/mirror.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko pada Sabtu, 8 Juni 2024, mengungkap tim peneliti dari Rusia sedang finalisasi sejumlah uji coba sebuah vaksin untuk melawan penyakit kanker

Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, vaksin tersebut dikembangkan secara bersama-sama oleh Institut Penelitian Gamaleya bidang Epidemiology dan Microbiology dengan Pusat Kanker Blokhin dan Institut Penelitian Ongkologi Hertsen. Vaksin ini diyakini adalah sebuah obat immunotherapy untuk pasien kanker. 

“Vaksin telah dikembangakan bersama-sama oleh beberapa tim peneliti dan didanai oleh negara (Rusia). Vaksin ini sekarang sedang menjalani uji coba preclinical dan kami berharap bisa mendapatkan hasilnya pada akhir tahun ini, yang selanjutnya melakukan serangkaian uji klinis,” kata Murashko kepada kantor berita TASS disela pertemuan St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF). 
  
Pada akhir pekan lalu dalam wawancara dengan Gazeta.ru, kepala Institut Penelitian Gamaleya, Aleksandr Gintsburg, menggambarkan obat baru itu adalah sebuah vaksin therapeutic, yang hanya diberikan pada orang yang sudah terdiagnosis kena kanker. Vaksin ini diciptakan dengan basis teknologi mRNA yang sudah digunakan produsen obat Pfizer dan Moderna untuk membuat vaksin Covid-19. Gintsburg menekankan, vaksin baru ini nantinya bisa digunakan untuk berbagai jenis kanker. 

“Vaksin ini akan bersifat individual yang dirancang secara spesifik. Teknologi telah memungkin untuk membuat sel-sel dalam sebuah konsentrasi antigen yang ditargetkan dalam jumlah sangat besar, protein yang dikodekan dalam pengembang vaksin mRNA ini. ini sangat penting untuk memperlihatkan sistem kekebalan tubuh seorang pasien kanker bagaimana membedakan sel sehat dan sel ganas,” kata Gintsburg  

Menurut data statistik, penyakit kanker salah satu penyebab kematian tertinggi di Rusia dan dunia. WHO pernah memperkirakan pada 2022 saja ada sekitar 20 juta kasus kanker baru dan 9,7 juta kematian karena penyakit kanker. Dalam laporan terbaru pada Februari 2024, WHO memperkirakan sekitar 1 dari 5 orang di dunia terkena kanker dalam hidupnya. Sedangkan berdasarkan perhitungan kasar 1 dari 9 laki-laki dan 1 dari 12 perempuan meninggal karena kanker.     

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Masih Jalani Kemoterapi, Kate Middleton Minta Maaf Tak Bisa Hadiri Parade Militer

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

47 menit lalu

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin pada santri Madrasah Muhammadiyah dalam ruang kelas pesantren di Kelurahan Kebon Pisang, Bandung, Rabu, 11 November 2020. Sedangkan kelas 2 dan 5 mendapat imunisasi lanjutan tetanus difteri, sebagai bagian dari program pemerintah di Bulan Imunisasi Anak Sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium belum tentu disebabkan tertusuk benda berkarat.


Peneliti BRIN Ungkap Fakta Gelombang Panas di Asean: Naik Signifikan, Picu Krisis Pangan dan Kesehatan

1 jam lalu

Warga menggunakan payung saat aktivitas di luar ruangan menghindari terik matahari di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Peneliti BRIN Ungkap Fakta Gelombang Panas di Asean: Naik Signifikan, Picu Krisis Pangan dan Kesehatan

Gelombang panas yang terjadi di Indonesia memiliki korelasi yang linear dan secara umum dipengaruhi oleh fenomena El Nino.


Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

2 jam lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. REUTERS
Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.


Volodymyr Zelensky Buka Kemungkinan Pintu Dialog dengan Rusia

21 jam lalu

Presiden Vladimir Putin dan Presiden  Volodymyr Zelensky. REUTERS
Volodymyr Zelensky Buka Kemungkinan Pintu Dialog dengan Rusia

Volodymyr Zelensky mengingatkan pemerintahannya tak mengatur bagaimana Kyev harus berkomunikasi dengan Rusia di masa mendatang.


Angka Kejahatan Naik, Kepala Investigasi Rusia Usulkan Hukuman Mati Kembali Diberlakukan

1 hari lalu

Ilustrasi hukuman mati. iconfider.com
Angka Kejahatan Naik, Kepala Investigasi Rusia Usulkan Hukuman Mati Kembali Diberlakukan

Moskow secara efektif sementara penerapan hukuman mati pada akhir 1990-an sebagai salah satu syarat bergabung dengan Dewan Eropa.


Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

1 hari lalu

Rudal Zolfaghar diperkenalkan pada tahun 2016 sebagai rudal operasional (taktis) berbahan bakar padat, jarak pendek hingga menengah, yang kemudian ternyata meskipun dirancang pada level operasional, namun memiliki efek strategis. Foto : @RYBAR
Denmark Bantah Tuduhan Putin soal Kepemilikan Rudal Jarak Menengah

Kementerian Pertahanan Denmark pada akhir pekan menolak tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kepemilikan rudal jarak menengah.


Top 3 Dunia: Liga Arab Keluarkan Hizbullah dari Daftar Teroris hingga Penyerang Kedutaan Israel Tewas

1 hari lalu

Seseorang tergeletak di tanah, saat petugas polisi menjaga area tersebut setelah serangan, dekat kedutaan Israel di Beograd, Serbia, 29 Juni 2024. REUTERS/Zorana Jevtic
Top 3 Dunia: Liga Arab Keluarkan Hizbullah dari Daftar Teroris hingga Penyerang Kedutaan Israel Tewas

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 30 Juni 2024 diawali oleh kabar Liga Arab mengeluarkan kelompok Hizbullah Lebanon dari daftar organisasi teroris.


Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

1 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

Kombinasi vaksin pada imunisasi ganda tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampaknya.


Lebih 40 Negara Anggota PBB Kecam Transfer Senjata dari Rusia ke Korea Utara

1 hari lalu

Lebih 40 Negara Anggota PBB Kecam Transfer Senjata dari Rusia ke Korea Utara

Lebih dari 40 negara anggota PBB, termasuk Amerika Serikat pada akhir pekan mengecam transfer senjata "melanggar hukum" yang dilakukan Rusia ke Korea


7 Negara Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang dengan Israel

2 hari lalu

Roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel melewati perbatasan, di tengah permusuhan lantara Hizbullah dan pasukan Israel, di sisi Israel 27 Juni 2024. REUTERS/Ayal Margolin
7 Negara Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang dengan Israel

5 negara lainnya, termasuk AS, Inggris, Yordania, Rusia, Irlandia, menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon