TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu, 30 Juni 2024, mengingatkan pemerintahannya tidak mengatur bagaimana Kyev harus berkomunikasi dengan Moskow di kemudian hari, namun Zelensky menyebut dialog mungkin hanya bisa dilakukan lewat pihak ketiga. Dia pun menyarankan format dialog Kyev dengan Moskow bisa menggunakan mediator seperti yang dilakukan pada kesepakatan impor gandum lewat Laut Hitam pada 2022.
Kyev sebelumnya menolak ajakan Rusia berkomunikasi secara langsung dan menuduh Moskow tidak punya itikad baik dalam melakukan negosiasi yang baik. Sebelumnya pada akhir 2022, Zelensky menerbitkan sebuah dekrit yang memproklamirkan mustahil Kyev menggelar perundingan Presiden Rusia Vladimir Zelenksy.
Moskow sementara itu masih konsisten bersedia dialog dan bernegosiasi dengan Kyev jika negara itu mau melepaskan teritorial-teritorial yang sudah dikuasai Rusia dalam perang Ukraina. Pada musim gugur 2022, ada empat teritorial di Ukraina secara resmi bergabung dengan Rusia lewat serangkaian referendum. Pemerintah Ukraina tidak pernah mau mengakui hasil referendum itu dan masih mengklaim keempat wilayah itu bagian tak terpisahkan dari Ukraina, termasuk Krimea yang bergabung dengan Rusia dalam referendum pada 2014 silam.
Dalam wawancara dengan Philadelphia Inquirer, Zelensky mengatakan Ukraina bisa menemukan sebuah cara yang berpotensi bisa menyelesaikan konflik Rusia Ukraina. Dia pun menunjuk contoh kasus Turki dan PBB yang berhasil menjadi mediator dalam kesepakatan gandum dan produk-produk hasil pertanian Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Ankara dan PBB ketika itu secara terpisah telah menandatangani kesepakatan dengan Moskow dan Kyev. Hasilnya, kesepakatan ekspor gandum Ukraina ini berfungsi cukup lama.
Moskow dan Kyev ‘saling kontak’ pada Maret 2024 untuk kembali membahas kesepakatan gandum. Namun Reuters mewartakan negoiator dari Ukraina memutuskan mengundurkan diri dua bulan setelah perundingan berlangsung.
“Kesepakatan soal integritas teritorial, energi dan kebebasan bernavigasi dapat dicapai antara Moskow dan Kyev dalam format yang sama,” kata Zelensky. Dia pun menyarankan negara-negara lain agar mau turun tangan menjadi mediator bagi Ukraina, bukan hanya negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, namun juga Asia, Afrika dan Amerika Selatan bisa ikut membantu mempersiapkan dokumen yang akan disorongkan ke Moskow dan Kyev.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Yakin Konflik Rusia Ukraian Bisa Diselesaikan melalui Perundingan dan Negosiasi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini