TEMPO.CO, Jakarta - Marine Le Pen dan partai sayap kanannya, National Rally (RN), menang besar dalam pemilihan umum di Prancis, yang mengundang reaksi dari partai-partai saingannya di dalam negeri dan para politisi di luar negeri.
RN memenangkan hampir 34% suara pada putaran pertama pemilihan parlemen dalam sebuah kemenangan besar - namun bukan kemenangan yang memberikan partai ini mayoritas mutlak di parlemen.
Le Pen, yang dibuntuti oleh koalisi Front Populer Baru (NFP) yang berhaluan kiri dengan sekitar 29 persen dan aliansi Ensemble yang berhaluan sentris dari Presiden Emmanuel Macron dengan sekitar 20,5 persen, menyerukan kepada warga Prancis untuk memilih partainya pada putaran kedua.
Terlepas dari kekalahannya, Macron menyambut baik jumlah pemilih yang tinggi yaitu 65,8 persen, dan menegaskan kembali seruannya untuk melawan sayap kanan di putaran kedua.
"Dihadapkan dengan Rally Nasional, waktunya telah tiba untuk persatuan yang hebat, jelas demokratis dan republiken untuk putaran kedua," tegas presiden dalam sebuah pernyataan resmi.
Jean-Luc Melenchon, pemimpin sayap kiri tengah, mengatakan bahwa presiden mengalami "kekalahan yang keras dan tak terbantahkan" dan harus disalahkan atas keputusan mengejutkan untuk membubarkan parlemen, tetapi menghentikan sayap kanan adalah prioritasnya.
"Tidak ada lagi suara untuk RN, tidak ada lagi kursi untuk RN," tegasnya.